Komunikasi Dokter dengan Sikap Konkordansi pada Pasien Tuberkulosis Paru, Hipertensi, dan Asma
Abstract: Pengobatan penyakit
kronik tidak hanya membutuhkan ketersediaan obat dan petugas kesehatan yaitu
dokter, tetapi juga tiga faktor yakni kepatuhan (compliance), aderensi
(adherency), dan konkordansi ( concordance). Ketiga faktor tersebut sangat
penting dalam upaya penanganan penyakit kro-nik, termasuk tuberkulosis (TB)
paru, hipertensi, dan asma. Untuk mewujudkan sikap konkordansi, dibutuhkan
komunikasi efektif antara dokter dan pasien. Komunikasi yang terjalin efektif
akan meningkatkan pemahaman dan motivasi dalam diri pasien untuk mengikuti
nasihat dari dokter. Adapun penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya
angka penderita dan angka kegagalan berobat ( drop out) pasien tuberkulosis
paru, hipertensi, asma di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan komunikasi dokter dan karakteristik pasien
dengan sikap konkordansi pasien. Penelitian dengan desain studi potong lintang
ini dilakukan terhadap 174 pasien TB paru, hipertensi, dan asma sebagai
responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan, pengeluaran, dan
komunikasi merupakan variabel yang berhubungan dengan sikap konkordansi pada
pasien TB paru, hipertensi, dan asma. Rekomedasi tindak lanjut dari penelitian
ini adalah peningkatan fasilitas ruangan untuk meningkatkan kenyamanan
komunikasi pasien dan dokter, penyelenggaraan program pengembangan kemampuan
komunikasi dokter, dan survei berkala untuk menilai proses komunikasi
dokter-pasien.
Keywords: asma; hipertensi;
komunikasi dokter; sikap konkordansi; tuberkulosis paru; asthma; hypertension;
doctor communication; concordance attitude; lung tuberculosis
Penulis: Ita Patriani, Dumilah
Ayuningtyas
Kode Jurnal: jpkesmasdd130542