Penerapan FCM dan TSK Untuk Penentuan Cluster Rawan Pangan di Kabupaten Cirebon
Abstrak: Ketahanan pangan
merupakan salah satu prasyarat dasar yang harus dimiliki dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, pada kenyataannya meskipun kabupaten Cirebon
termasuk salah satu pensuplai beras wilayah Jawa Barat masih ada beberapa desa
yang justru mengalami rawan pangan. Minimnya indikator yang digunakan oleh
BKP5K Kabupaten Cirebon dalam menentukan status rawan pangan dan tahan pangan
masih menjadi kendala dalam penganalisaan penyebab rawan pangan. Penelitian ini
mencoba mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu BKP5K Kabupaten Cirebon
untuk penentuan cluster rawan pangan dan tahan pangan serta macam rekomendasi
bantuannya melalui parameter indikator ketahanan dan kerawanan pangan yang
telah ditentukan. Sistem ini dibangun dengan menggunakan metode Fuzzy C-Means
untuk mengelompokkan daerah rawan pangan dan tahan pangan serta metode Takagi
Sugeno Kang sebagai rulebase dalam pemberian rekomendasi bantuannya. Setelah
melakukan pengujian pada 6 kasus uji, aspek yang paling berpengaruh pada
penentuan desa rawan pangan yaitu aspek ketersediaan pangan, aspek akses pangan
dan penghidupan, serta aspek kesehatan dan gizi. Sedangkan jumlah penduduk
dibawah garis kemiskinan, desa yang tidak memiliki akses penghubung yang
memadai, jumlah RT tanpa akses listrik, jumlah areal tanam yang terkena puso,
serta jumlah buruh baik buruh tani dan swasta merupakan 5 indikator yang
memiliki pengaruh penting dalam penentuan daerah rawan pangan.
Penulis: Harliana, Azhari SN
Kode Jurnal: jptinformatikadd120208