Induksi Pematangan Gonad dengan Ovaprim-C: untuk Penyediaan Benih Belut Sawah (Monopterus albus) Berkelanjutan
Abstrak: Belut sawah (Monopterus albus Zuiew),
bernilai ekonomi cukup tinggi di
Banyumas dan pasaran nasional, tetapi
jarang yang membudidayakannya secara intensif, benihnya masih tergantung pada
hasil tangkapan. Reproduksi belut sawah berbeda dengan jenis ikan teleostei
lainnya dengan adanya fase intersex/hermafroditus dan
di alam hanya
memijah satu tahun
sekali. Penelitian ini
akan berupaya mempercepat
produksi benih skala kolam terpal alami
dengan beberapa teknik pemicuan birahi dan pematangan organ
seks belut berdasarkan
kesiapan aspek anatomi
organ reproduksi, profil
hormon estradiol dan testosteron
dan kebutuhan terhadap
hormonal intrinsik tersebut
serta mekanisme regulasinya selama
satu siklus reproduksi
pada belut sawah.
Pada tahun pertama
bertujuan untuk mengetahui (1)
profil hormonal estradiol dan
testosteron induk selama satu siklus reproduksi alami; (2) gambaran histologis
gonadogenesis (perkembangan testis dan ovarium) belut sawah selama satu siklus reproduksi
alami yang dievaluasi dengan mengukur fekunditas. Hasil penelitian : Pada
kelompok kontrol (A0 tanpa diiduksi
Ovaprim) , bobot badan secara gradual menurun selama penelitian. Berbeda dengan kelompok kontrol, kelompok perlakuan (Perlakuan
utama/main plot berupa induksi Ovaprim-C masing-masing 0,25 cc/kg. bobot badan
dan 0,50 cc/kg.bobot badan, sedangkan kelompok kontrol adalah intact treatment/tanpa
diinduksi; sub plot berupa waktu pengambilan sampel dua mingguan (DM-1, DM-2,
DM- dan DM-4 = dua minggu I, II, III dan IV); masing-masing perlakuan diulang
tiga kali). yang diamati setiap dua minggu sekali menunjukan kenaikan pada
bobot badan; Hasil penelitian, pada kelompok kontrol (A ), 0nilai IKG belut
betina rata-rata dari dua minggu pertama s/d dua minggu keempat adalah 0,67 % dan 1,78 %. Sedangkan pada kelompok
perlakuan A adalah 1,42 % - 4,28 % (DM-1 s/d DM-4); untuk perlakuan A
1 2 nilai IKG rata-rata adalah
2,52% – 7,05%; fekunditas telur meningkat selama periode penginduksian. Peneraan
titer kedua jenis hormon di atas dua minggu pertama sampai dengan dua minggu
keempat memperlihatkan peningkatan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol;
profil histologi gonad belut sawah
pasca penginduksian ovaprim-C
memperlihatkan bahwa sampai
dengan penginduksian dua minggu keempat, gonad telah mencapai
stadium late yolk globule (oosit primer lanjut), bahkan sebagian besar oosit
telah mencapai stadium mature; pada belut jantan sampai dengan dua minggu
keempat telah mencapai stadium spermatozoa
Penulis: Priyo Susatyo, Sugiharto,
dan Elly Tuti Winarni
Kode Jurnal: jpbiologidd120446