MITOS DAN KRITIK DALAM IKLAN 3 (Analisis Semiologi Roland Barthes terhadap Mitos Kritis Iklan 3 Indie+)

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang mitos yang ada pada iklan provider 3 (Three). Iklan 3 merupakan iklan kritis dan peka terhadap permasalahan kehidupan masyarakat secara umum. Seperti iklan pada umumnya, iklan 3 berpatokan pada realitas tertentu demi memenuhi kebutuhan calon konsumen. Iklan 3 dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes dimana kunci pemikirannya adalah setiap objek dan simbol memiliki petanda dan penanda. Konsep tersebut dipengaruhi oleh Ferdinand de Saussure dan pada kelanjutannya Barthes mengembangkan konsep tersebut menjadi dua tingkat. Dua tingkat ini yang disebut Barthes sebagai denotasi dan konotasi. Iklan 3 seperti secara denotatif hanyalah iklan. Akan tetapi, secara konotatif iklan 3 memiliki ideologi. Ideologi yang ada pada iklan 3 adalah ideologi kritis. Tema yang diangkat adalah tentang keluhan jika membayangkan masa depan yang susah, kebutuhan yang sulit untuk dipenuhi dan bertahan, dan kekecewaan mendasar tentang janji masa depan. Iklan 3 secara kritis mengangkat persoalan seperti pakai duluan bayar belakangan seperti makan di warteg dan juga penampilan orang kantoran yang baik tetapi melakukan pekerjaan yang kurang penting. Iklan 3 meski kritis agaknya ia sangat utopis. Utopis dikarenakan bahwa sistem telah mengakar dan anak muda tidak akan lepas dari masa-masa bekerja dan kehilangan idealismenya. Iklan 3 tidak secara langsung berbicara soal kebebasan dalam pekerjaan melainkan dibungkus dengan kepentingan dagangnya yakni tentang layanannya. Terlepas dari utopis atau sifatnya yang mitologis, iklan 3 ada demi menciptakan masyarakat demokratis dalam memahami berbagai sisi kehidupan. Namun, masyarakat harus tetap kritis terhadap berbagai macam iklan sekalipun revolusioner ataupun menyenangkan.
Kata Kunci: Mitos, Utopis, Iklan 3 
Penulis: TRI MARIYANTO, TRI MARIYANTO, M. JACKY
Kode Jurnal: jpsosiologidd140510

Artikel Terkait :