STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGAMEN JALANAN DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
ABSTRAK: Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru.
Tujuan penelitin ini adalah
untuk mengetahui karakteristik
dan strategi bertahan
hidup pengamen jalanan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini, penulis
mengumpulkan data dengan
turun langsung ke
tempat lokasi penelitian dan melakukan
observasi serta wawancara
secara mendalam. Subyek
dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Data yang diperoleh telah di
olah dalam bentuk analisis
kualitatif deskriptif. Teknik
penentuan sample penelitian
menggunakan teknik sampling insidental
yaitu diperoleh dengan
tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan. Kesimpulan
dari penelitian ini
yaitu mayoritas subyek yang menjadi pengamen jalanan merupakan pendatang
di Kota Pekanbaru sehingga mengalami
kesulitan mencari pekerjaan di perantauan apalagi ditambah dengan
jenjang pendidikan subyek
yang tergolong rendah.
Mayoritas subyek berasal dari Sumatera Barat sebanyak 3 orang, dari
Medan dan Pekanbaru masing-masing 2 orang.
Tingkat pendidikan subyek
yang tamat SMA
dan SMP masing-masing 3
orang, dan yang
tamat SD 1
orang. Selain itu,
untuk dapat bertahan hidup,
pengamen jalanan menggunakan tiga strategi yaitu strategi aktif, pasif dan
jaringan. Strategi aktif dengan melakukan pekerjaan sampingan sebagai penjaga warnet,
tukang bangunan, penjual
barang bekas dan
tukang parkir. Strategi pasif
yaitu dengan meminimalisir pengeluaran keluarga, makan seadanya, membeli
pakaian bekas dan berobat ke puskesmas ketika sakit. Strategi jaringan yaitu dengan memanfaatkan bantuan
sekolah untuk siswa miskin sehingga dapat embiayai kebutuhan
pendidikan dan meminjam
uang ketika membutuhkan secara mendadak
ke tetangga ataupun
saudara. Tingginya persaingan
hidup menjadi alasan bagi
subyek memilih untuk
mengamen. Keterbatasan lapangan kerja mengharuskan
subyek bekerja dijalanan
dan mengandalkan mengamen untuk mencari
nafkah agar dapat
mencukupi kebutuhan hidup.
Saat turun kejalanan, pengamen
selalu was-was akan
kehadiran Satpol PP.
Bahkan untuk menghindarinya pengamen
harus kejar-kejaran dengan
petugas. Kualitas musik yang
dimainkan subyek juga
berbeda-beda, karena menjadi
pengamen jalanan tidak harus
pandai bernyanyi, atau bermain musik, tetapi bagaimana subyek bisa menghibur orang
di lokasi tempat
mengamen, Pendapatan yang
diperoleh ditentukan oleh situasi jalanan, kondisi cuaca dan kualitas
hiburan yang diberikan. Jika
kondisi mendukung pendapatan
pengamen dalam sehari
bisa mencapai sekitar 50 ribu.
Penulis: Toni Pardede
Kode Jurnal: jpsosiologidd160052