POLA KOMUNIKASI PENCARI SUAKA ASAL AFGHANISTAN DALAM BERINTERAKSI DI RUMAH DETENSI IMIGRASI PEKANBARU
ABSTRAK: Perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah merupakan suatu hal
yang biasa di
masa sekarang ini.
Tekhnologi yang mendukung
dan akses transportasi yang
memadai serta adanya
kepentingan individulah yang
mendasari perpindahan itu terjadi. Kondisi perpolitikan yang bergejolak
dan memicu peperangan di beberapa negara
adalah salah satu
alasan orang untuk
melakukan imigrasi dengan alasan
mencari suaka. Kota
Pekanbaru adalah salah
satu kota yang
banyak didatangi oleh imigran
dengan alasan mencari suaka. Hingga September 2015 terdapat 300 orang dari
negara yang berbeda-beda yang menghuni Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru dan dari
jumlah 300 orang tersebut pencari suaka asal Afghanistan yang terbanyak dengan jumlah 217
orang. Mereka berinteraksi
satu sama lain
baik dengan sesama
pencari suaka ataupun dengan
petugas Rumah Detensi
Imigrasi Pekanbaru. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi tatap, serta mengetahui
komunikasi verbal dan nonverbal pencari
suaka asal Afghanistan
dalam berinteraksi di Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru.
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif
kualitatif, dengan pemilihan informan
menggunakan teknik purposive
sampling, yang menyeleksi
tiga informan terpilih, yaitu
seorang KASUBSI keamanan
Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru, dan
dua orang pencari
suaka asal Afghanistan.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara mendalam, serta
dokumentasi. Untuk teknik analisa data, mengacu pada model
interaktif Huberman dan Miles. Untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan
tehnik perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi.
Hasil penelitian ini
menunujukkan bahwa pola
komunikasi pencari suaka Afghanistan terbagi
menjadi dua yaitu,
Pola komunikasi internal
yang menggunakan skema semua
saluran dimana satu sama lain bisa saling berinteraksi dan mempengaruhi, kemudian pada
pola komunikasi eksternal
leader akan keluar
dari lingkaran skema semua saluran dan bertugas sebagai
penerjemah bagi anggota kelompoknya dan pihak eksternal yang
menjadi lawan bicara.
Dalam berinteraksi mereka
menggunakan komunikasi
verbal dengan bahasa
Parsi untuk internal
kelompok dan bahasa
Inggris untuk eksternal kelompok, didukung dengan komunikasi nonverbal
berupa pesan fasial, gestural, dan
postural.
Penulis: TRY PANJI AKBARI
Kode Jurnal: jpkomunikasidd160037