STUDI KASUS POLA RELASI SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNA DAKSA YANG BERADA DI SD UMUM (INKLUSI) DI KOTA METRO

ABSTRAK: Deklarasi  Salamanca  (United  Nations  Educational  Scientific  and  Cultural Organization  [UNESCO],  1994)  dan  UU  Nomor  20  tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan  Nasional  menjelaskan  bahwa  anak  yang  berkebutuhan  khusus  (ABK) pada dasarnya berhak untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana anak normal tanpa perlu didiskriminasikan dengan ditempatkan di sekolah khusus yang b erbeda dengan anak normal. Berdasar penelitian yang dilakukan Karwono, Pamularsih dan Wibowo (2013), di Kota Metro terdapat beberapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) umum. Peneliti ingin meneliti lebih lanjut, bagaimanakah  sebenarnya pola  relasi  sosial  yang dikembangkan ABK  tunadaksa dengan  teman  sebayanya  di  SD  umum.  Penelitian  ini  dilakukan  dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah pada upaya untuk menjelaskan kasus pola relasi sosial ABK  tunadaksa  di  SD  Umum  di  Kota  Metro. Lokasi  penelitian  akan  berada  pada SDN 3 Metro Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah FR, siswa ABK tunadaksa berusia 10 tahun dan saat ini masih berada di kelas 3, SDN 3 Metro  Timur.  Hasil penelitian  didapatkan  bahwa  keberadaan  ABK  tunadaksa  di  kelas  inklusi  tidak menimbulkan gangguan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran di kelas berlangsung normal sebagaimana pembelajaran di kelas biasa. Namun, ada beberapa persyaratan khusus agar ABK tunadaksa tidak mengalami kesulitan saat bersosialisasi dengan teman sekelas, dan dapat diterima dengan baik oleh teman teman sekelasnya.
Kata kunci: Relasi Sosial, ABK, Inklusi
Penulis: Satrio Budi Wibowo dan Tri Anjar
Kode Jurnal: jpsosiologidd150203

Artikel Terkait :