REPRESENTASI BANALITAS KEJAHATAN DALAM FILM “THE ACT OF KILLING”
ABSTRACT: Film “The Act of
Killing” membawa gaya dan pandangan baru yang membahas persoalan tragedi 1965
dengan mengambil sudut pandang algojo 1965. Film ini menampilkan kesaksian
langsung dari para pelaku pembunuhan dan penyiksaan orang-orang komunis pada
1965-1966 dengan berbagai rekonstruksi, wawancara dan juga adegan yang
mengikuti kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah yang
ingin dijawab dalam penelitian ini, yaitu bagaimana representasi banalitas
kejahatan dalam film “The Act of Killing”. Dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, metode yang dipakai adalah semiotika khususnya kode-kode televisi
John Fiske. Penelitian ini menggunakan teori milik Hannah Arendt (1963)
mengenai banalitas kejahatan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa representasi
banalitas kejahatan melalui penggambaran tokoh yang diangkat dalam film ini
memiliki karakteristik, seperti semua kategori tidak dipikirkan, tidak mampu
berpikir secara mandiri, kepatuhan pada otoritas dan memercayai kejahatan
sebagai tindakan kepahlawanan. Gambaran karakteristik ini menonjol pada sosok
algojo 1965, yaitu Anwar Congo dan Adi Zulkadry serta tokoh lainnya melalui
kode tingkah laku dalam level realitas, kode dialog dan aksi dalam level
representasi dan film ini membawa ideologi di mana sebuah kekuasaan bersandar
pada performance para pelaku kejahatan yang memanfaatkan logika impunitas
total.
Penulis: Patricia Evangeline
Setiawan
Kode Jurnal: jpkomunikasidd140379