Penerapan Audio Amplifier Stereo Untuk Beban Bersama dan Bergantian dengan Menggunakan Saklar Ganda sebagai Pengatur Beban
Abstrak: Driver audio
amplifier mempunyai fungsi
sebagai penguat penggerak
yaitu menggerakkan daya isyarat
masukan dan meneruskan
ke bagian penguat
akhir (power amplifier).Perangkat audio
sangatlah penting, dimana penggunaannya
sangat luas. Terutama
digunakan untuk memungkinkan
seseorang untuk mengatasi publik
yang luas. Penguat audio atau alat penguat bunyi adalah penguat elektonik yang
digunakan untuk menguatkansinyal bunyi
yang berfrekuensi rendah
hingga ke tingkat
yang bersesuaian untuk menggerakkan loudspeaker.
Bagian- bagian Audio
amplifier meliputi: Input
atau Microfon (mic),
PreAmplifier (penguat awal),
Tone and Volume
kontrol, Power Amplifier,
dan Loudspeaker. Power
amplifier ditetapkan sebagai penguat
terakhir dalam rantai
transmisi (tingkat keluaran)
dan tahap penguat
yang biasanya membutuhkan perhatian
yang besar untuk
efisiensi daya. Pertimbangan
efisiensi menyebabkan berbagai kelas
power amplifier berdasarkan
bias dari transistor
output atau tabung.
Berdasarkan Kelasnya, power amplifier
dibagi menjadi kelas
A, B, AB
dan C untuk
desain analog, dan
kelas D dan
E untuk desain digital. Distorsi
seberangan adalah sebuah
distorsi yang disebabkan
oleh pergantian antara
peranti yang menjalankan beban.
Istilah seberangan berarti
pergantian penggerakan sinyal
dari satu peranti
ke peranti lainnya, jadi sinyal
menyeberang antar peranti. Dalam konteks penguat kelas -B, yaitu dari
transistor NPN ke transistor PNP, dan sebaliknya. Selain distorsi, sebuah
sistem audio sangat mudah kemasukan derau (noise). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Variabel dalam penelitian ini adalah dengan mengamati
karakteristik audio amplifier
stereo untuk beban
bersama dan bergantian
dengan menggunakan saklar ganda sebagai pengatur beban yaitu tingkat
kecacatan (distorsi), daya maksimal output serta bentuk
sinyal input dan
output rangkaian. Besarnya
penguatan tegangan VA
(Gain, G) oleh
rangkaian audio amplifier merupakan
perbandingan tegangan keluar
(Vout) dan tegangan
masuk (Vin). Besarnya penguatan tegangan
(G) suatu sistem
audio amplifier untuk
penguatan sinyal audio
dapat dikonversikan dalam bentuk
dB (desiBell) dengan
menggunakan persamaan logaritma.
Penguatan sebuah audio
amplifier tergantung dari karakteristik transistor yang dipakai. Sebuah
amplifier akan mengalami sebuah distorsi atau kecacatan dalam outputnya.
Penulis: Rahmat Hidayat
Kode Jurnal: jptlisetrodd130564