RESILIENSI RELAWAN DI PENGUNGSIAN KONFLIK SAMPANG
Abstrak: Beragam konflik
terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh perbedaan budaya. Konflik antar aliran
di Sampang, Madura merupakan salah satu konflik pada tahun 2012 yang sampai
saat ini masih dalam
proses pemulihan. Faktor
yang berperan penting
dalam proses pemulihan tersebut adalah
relawan yang resilien,
memiliki kapasitas untuk
pulih dan kemampuan bertahan dalam
kondisi yang sulit.
Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang
resiliensi relawan yang
masih bertahan dalam
membantu korban konflik Sampang.
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus yang
melibatkan dua subjek.
Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan
koding berupa koding terbuka, koding
aksial, dan koding
selektif. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua subjek memiliki
kemampuan yang menggambarkan
adanya resiliensi yaitu:
regulasi emosi dan kontrol impuls, sikap optimis, kausal analisis,
empati, self-efficacy, dan reaching-out pada diri subjek. Selain itu, ditemukan intensi yang berbeda
pada kedua subjek. Subjek pertama
mengembangkan sikap resilien
karena adanya keinginan
untuk berguna bagi
orang lain dan pada
subjek kedua ditemukan
kebutuhan untuk merasakan
kepuasan diri secara personal dengan
membantu orang lain.
Meskipun demikian, intensi
yang berbeda tersebut yang mendorong kedua subjek untuk
tetap bertahan menolong korban pengungsian.
Penulis: Arianingsih
Kode Jurnal: jppsikologisosialdd080003