POTENSI BAWANG PUTIH SEBAGAI OBAT DISLIPIDEMIA DAN HIPERTENSI

Abstrak: Perubahan gaya hidup dengan konsumsi makanan cepat saji serta duduk terus-menerus dapat mengakibatkan dislipidemia, yaitu  suatu  peningkatan  kadar  low  density  lipoprotein  (LDL),  penurunan  high  density  lipoprotein  (HDL)  dan  peningkatan kadar  trigliserida.  Dislipidemia  merupakan  salah  satu  faktor  resiko  terbentuknya  plak  aterosklerosis.  Hipertensi  juga berpengaruh  besar  untuk terbentuknya plak aterosklerosis  disampinghiperglikemia, obesitas, merokok, aktifitas fisik yang kurang, diet yang buruk, minum alkohol yang berlebihan, dan faktor genetik. Orang Indonesia menggunakan bawang putih sebagai  bumbu  masakan  sehari-hari  dan  obat  berbagai  penyakit.  Bawang  putih  memiliki  banyak  senyawa  metabolit  aktif. Beberapa diantaranya memiliki efek antihipertensi dan antikolesterol. S-alil-cystein (SAC), dialil disulfida (DADS), dan dialil trisulfida  (DATS)  menurut  penelitian  memiliki  efek  hipokolesterolemik.  Arginin  dan  kelompok  senyawa  ajoene  berperan dalam penurunan tekanan darah. Penelitian farmakologi tentang bawang putih telah banyak dilakukan, tidak hanya secara in vivo (dengan hewan percobaan) tetapi juga in vitro (dalam tabung kultur). Hal ini ditempuh untuk membuktikan khasiat dan aktivitas biologi dari senyawa aktif bawang putih, sekaligus dosis dan kemungkinan efek sampingnya.
Kata kunci: arginin, bawang putih, DADS, DATS, SAC
Penulis: Diano Ramadhan Fauzan
Kode Jurnal: jpkedokterandd150068

Artikel Terkait :