PENAPISAN CENDAWAN ANTAGONIS ASIDOFILIK LIGNOSELULOLITIK DARI TANAH GAMBUT TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM
ABSTRAK: Penyakit layu
fusarium merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian cukup
besar khususnya pada tanaman tomat. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
secara mendadak, hal ini disebabkan karena kerusakan pada pangkal batang atau
kanker yang menggelang. Tanaman dewasa yang terinfeksi dapat bertahan terus dan
membentuk buah tetapi hasilnya sangat sedikit dan kecil-kecil. Selain disebabkan oleh patogen, kendala
budidaya tanaman di lahan gambut adalah adanya substrat pembentuk tanah gambut
yaitu lignin dan selulosa yang sulit terdekomposisi secara normal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan yang terbaik sebagai
agen pengendali hayati terhadap F. oxysporum dan mempunyai kemampuan bertahan
pada kondisi asam dan mampu menguraikan senyawa lignin dan selulosa. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
Pontianak, bulan Januari sampai Juni 2012. Pelaksanaan penelitian meliputi
isolasi cendawan dari tanah gambut, uji antagonisme terhadap perkembangan F.
oxysporum, uji hipovirulensi, uji kemampuan menguraikan lignin dan selulosa
serta uji asidofilik.
Hasil isolasi dari tanah gambut diperoleh 7 isolat cendawan, yaitu
Aspergillus brevipes, A. niger, Penicillium corylophillum, P. janthillenum,
Rhizopus sp, Trichoderma harzianum dan T. koningii. Hasil uji antagonis
terhadap F. oxysporum diperoleh 2 isolat yang mampu berperan sebagai antagonis
dan mampu menekan perkembangan F. oxysporum. Kedua isolat tersebut adalah T.
harzianum dan T. koningii. Selain mampu berperan sebagai antagonis, kedua
isolat tersebut mampu menguraikan lignin menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Dalam menguraikan selulosa, A. niger mempunyai kemampuan lebih besar
dibandingkan isolat lainnya. Hampir semua isolat tergolong kedalam cendawan
asidofilik, hanya A. brevipes yang tidak termasuk asidofilik karena diameter
pertumbuhan pada pH 3 tidak mencapai 75% dibandingkan dengan pH 6.
Penulis: Nur sadin, Iman
suswanto, Supriyanto
Kode Jurnal: jppertaniandd120255