INDUKSI SINTESA KURKUMINOID DALAM KALUS TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza, Roxb) AKIBAT PENGARUH HORMON 2,4-D DAN FENILALANIN PADA MEDIA KULTUR
Abstrak: Penambahan prekursor
ke dalam media
Murashige Skoog (MS)
secara in vitro
diharapkan dapat meningkatkan sintesa
kurkuminoid dalam kalus. Fenilalanin
merupakan prekursor dalam sintesa
kurkuminoid. Hormon 2,4-D juga
ditambahkan kedalam media
tumbuh untuk menginduksi
pembentukan kalus. Konsentrasi hormon 2,4-D dan Fenilalanin
masing-masing sebanyak 0 ppm, 2 ppm dan 4 ppm. Uji kualitatif
kurkuminoid dilakukan dengan
reaksi warna dan
KLT (khromatografi lapis
tipis), dilanjutkan uji kuantitatif menggunakan silika GF254 sebagai
fase diam, dan kloroform : etanil 965 : asam acetat glasial (94:5:1)
sebagai fase gerak.
Bercak dianalisa dengan
KLT densitometer dan
luas area bercak dimasukkan dalam
persamaan kurva baku
kurkuminoid. Hasil pengamatan
menunjukkan waktu induksi
kalus tercepat dihasilkan oleh pemberian hormon 2,4-D sebanyak 4 ppm.
Kadar kurkuminoid rimpang lebih besar dari pada
kadar kurkuminoid dalam kalus. Kombinasi hormon 2,4-D dan Fenilalanin
menghasilkan kadar kurkumin lebih
banyak dibanding kadar
desmetoksi-kurkumin untuk setiap
kombinasi perlakuan yang
sama. Kadar kurkumin terbanyak
dihasilkan oleh kombinasi
hormon 2,4-D dan
Fenilalanin dengan konsentrasi
masing-masing 4 ppm
sebesar 0,39%. Sedangkan
kadar desmetoksi-kurkumin terbanyak
dihasilkan oleh kombinasi hormon 2,4-D dan Fenilalanin
berturut-turut dengan konsentrasi 4 ppm dan 2 ppm sebesar 0,1865 %. Pemberian hormon 2,4-D
bersama-sama dengan fenilalanin
kedalam media tumbuh
lebih banyak berpengaruh
terhadap sintesa kurkumin dibanding desmetoksi-kurkumin.
Penulis: Yudi Rinanto
Kode Jurnal: jpfarmasidd090047