HUBUNGAN KONTRIBUSI BEBAN GLIKEMIK MAKANAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP FULL DAYSURABAYA
ABSTRAK: Gizi lebih terjadi
karena pola makan berlebihan dan kurang beraktivitas fisik. Beban glikemik
pangan memegang peranan penting dalam kejadian gizi lebih karena dapat
menaikkan gula darah dengan cepat. Beban glikemik ini dapat memberi dampak
terhadap rasa kenyang dan lapar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan kontribusi beban glikemik makanan dan aktivitas fisik terhadap
kejadian gizi lebih pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik menggunakan studi case control. Populasi penelitian
adalah semua siswa yang berumur 12–14 tahun di SMP Islam Al-Azhar 13, SMP Islam
Al-Azhar Kelapa Gading dan Sekolah Alam Insan Mulia. Sampel penelitian dibagi
dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus memiliki IMT/U > 1 SD sampai dengan >
3 SD, sedangkan kelompok kontrol dengan kriteria memiliki IMT -2 SD sampai
dengan 1 SD. Besar sampel sebanyak 70 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara
simple random sampling. Data dianalisis dengan uji Chi Square.Hasil penelitian
menunjukkan variabel yang berhubungan dengan status gizi adalah tingkat
konsumsi energi (p = 0,004, OR = 5,06, 95% CI = 1,79 < OR < 14,31),
tingkat konsumsi protein (p = 0,020, OR = 5,57, 95% CI = 1,41 < OR <
21,99), beban glikemik (p = 0,007, OR = 4,5, 95% CI = 1,59 < OR < 12,66)
dan aktivitas fisik (p = 0,042, OR = 3,37, 95% CI = 1,164 < OR < 9,744).
Besarnya beban glikemik makanan dan tingkat aktivitas fisik berpengaruh terhadap
kejadian gizi lebih. Pencegahan yang dapat dilakukan remaja adalah menjaga pola
makan dengan memperhatikan beban glikemik dan mengubah kebiasaan hidup santai
dengan berolahraga secara rutin selama 60 menit setiap hari.
Penulis: Nurul Hanifah, Triska
Susila Nindya
Kode Jurnal: jpkesmasdd130328