Peramalan Beban Listrik Untuk Penjadwalan Sistem Pembangkit
Abstrak: Sistem tenaga listrik
Minahasa-Kotamobagu mempunyai kapasitas terpasang 342 MW, namun daya mampu
hanya 278 MW. Sistem pembangkit terbagi dua yaitu sub sistem hidro dan sub
sistem termal. Sub sistem termal mempunyai kapasitas daya mampu 225,32 MW yang
jauh lebih besar dari sub sistem hidro yaitu 53,3 MW. Oleh karena itu, biaya
operasi pembangkit menjadi sangat mahal karena pemakaian bahan bakar dari
pembangkit termal sangat banyak. Optimasi penjadwalan pembangkit hidro-termal
sangat penting dilakukan untuk mendapatkan koordinasi pembangkit dengan biaya
operasi yang lebih murah dalam penyaluran tenaga listrik.
Hampir semua penelitian terdahulu, penjadwalan sistem pembangkit dibuat
berdasarkan data realisasi beban yang sudah terjadi. Namun, pada penelitian ini
akan dibuat suatu model penjadwalan sistem pembangkit berdasarkan data
peramalan beban jangkah pendek. Peramalan beban harus akurat, agar penjadwalan
yang dilakukan tidak menyimpang dari realisasi. Pada penelitian ini, model
peramalan beban sistem Minahasa dan Kotamobagu mengunakan metode koefisien
beban. Dalam peramalan beban, khususnya pada hari yang akan dijadwalkan
yaitu pada tanggal 27 Maret 2013,
menunjukkan hasil yang akurat dengan nilai Mean Absolute Percentage Error
(MAPE) 2,9686 %. Data beban hasil peramalan digunakan untuk melakukan
penjadwalan pembangkit.
Data realisasi pemakaian bahan bakar pembangkit PT. PLN pada tanggal 27
Maret 2013 menunjukkan total biaya bahan bakar yang dikeluarkan adalah Rp.
4.514.442.237,14. Hasil penjadwalan pembangkit dengan cara pengaturan volume
air yang keluar pada pembangkit hidro dan penerapan metode dynamic programming
pada pembangkit termal, maka total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp.
4.001.006.047,09 atau diperoleh penghematan sebesar Rp. 513.436.190,05 (12,37
%).
Penulis: Garcia E.J. Toreh,
Maickel Tuegeh, Marthinus Pakiding, Lily S. Patras
Kode Jurnal: jptkomputerdd130080