MINYAK ATSIRI KUNYIT SEBAGAI ANTI RADANG PADA PENDERITA GOUT ARTRITIS DENGAN DIET TINGGI PURIN

Abstrak: Peningkatan konsentrasi kristal monosodium urea pada sendi dan jaringan menunjukkan adanya keradangan Gout artritis (GA). Angka insiden dan prevalensi GA tersebar di negara berkembang sebesar 2–15%. Di Indonesia, prevalensi GA sekitar 29% dan sering terjadi pada suku Minahasa, Toraja dan Batak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aplikasi minyak atsiri kunyit sebagai anti-radang pada penderita GA dengan diet tinggi purin serta mengukur mediator seluler tumor necrosis factor-α(TNF-α). Desain penelitian adalah randomized pretest-posttest control group design dengan pemberian secara single blind.Tes GCMS dilakukan untuk mengetahui komponen aktif minyak atsiri. Sampel penelitian ini adalah pasien baru GA di RS Haji Surabaya. Selama tujuh hari, kelompok perlakuan diberi minyak atsiri kunyit dengan dosis 25 mg/kg BB, sedangkan kelompok kontrol diberi indometasin dengan dosis 150 mg/kg BB. Sampel darah diambil sebelum dan sesudah perlakuan. Minyak atsiri kunyit mempunyai empat fraksi komponen aktif. Terdapat penurunan kadar urea darah pada kelompok perlakuan (p= 0,001) dan kelompok kontrol (p= 0,007). Terdapat penurunan konsentrasi pelepasan TNF-α, tetapi penurunan ini tidak berbeda secara signifikan pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Keywords: Curcuma domestica volatile oil, ELISA, gout artritis, tumor necrosis factor-α
Penulis: Lailatul Muniroh, Santi Martini, Triska Susila Nindya, Rondius Solfaine
Kode Jurnal: jpkedokterandd100062

Artikel Terkait :