KONSERVASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT, IMPLEMENTASI NILAI LUHUR BUDAYA INDONESIA DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
ABSTRACT: Laut Indonesia
merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, sementara
itu terumbu karang Indonesia merupakan pusat dari segitiga terumbu karang
dunia. Namun, meningkatnya jumlah penduduk serta faktor-faktor ekonomi lain,
menyebabkan tekanan terhadap sumberdaya alam laut dan ekosistemnya semakin
meningkat pula yang berpengaruh pada menurunnya produktivitas dan
keanekaragaman sumberdaya hayati tersebut. Sehubungan dengan hal itu, upaya
pengelolaan lingkungan dan konservasi sumberdaya pesisir dan laut merupakan
langkah yang penting dan strategis. Deparetemen Kelautan dan Perikanan mengklaim
bahwa Luas Kawasan Konservasi Laut Indonesia pada awal Tahun 2005 memiliki luas
± 7.227.757,26 Ha atau 7,2 Km2 pada 75 kawasan konservasi. Lalu bagaimana
posisi dan peran serta masyarakat di sekitar kawasan tersebut, apakah
masyarakat menjadi penghalang bagi keberlanjutan kawasan konservasi? atau
apakah mungkin, masyarakat justru dapat diharapkan memiliki peran aktif dalam
pelestarian dan pengelolaan kawasan konservasi?. Berbagai contoh pengelolaan
sumberdaya laut berbasis masyarakat berdasarkan hukum adat (kearifan lokal) di
berbagai daerah di Indonesia yang secara tidak disadari justru menerapkan
kaidah-kaidah konservasi mung kin merupakan gambaran bahwa konservasi laut
berbasis masyarakat (comunity based management) atau kolaborasi dengan
pemerintah (co-management) merupakan sesuatu yang sangat mungkin dikembangkan.
Keywords: Konservasi,
pengelolaan, berbasis masyarakat
Penulis: Qadar Hasani
Kode Jurnal: jpperikanandd120008