ANALISIS PEMASARAN MANGGA “GEDONG GINCU” (Studi kasus di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

Abstract: Mangga Gedong Gincu mempunyai prospek baik untuk dikembangkan karena mempunyai karakteristik yang sesuai dengan permintaan pasar, yaitu mempunyai kulit mangga berwarna merah, komponen serat pada daging buah cukup banyak dan mempunyai aroma sangat tajam. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2006 di Kabupaten Cirebon, sebagai sentra produksi mangga di Jawa Barat. Tujuan penelitian, yaitu: (i) menggambarkan rantai tataniaga mangga (ii) mempelajari karakteristik pelaku lembaga pemasaran dan (iii) menganalisis margin tataniaga. Penelitian menggunakan metoda survai. Dimana data primer dikumpulkan dari 50 petani yang diambil secara acak (Random Sampling) dan pelaku lembaga pemasaran dengan metode snowball sampling. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Lembaga Penelitian. Hasil penelitian menginformasikan, bahwa buah Gedong Gincu dipasarkan dalam bentuk grade A/B dan grade C (non grade). Pemasaran grade A/B melalui dua saluran, yaitu, pertama: petani – pengumpul - pedagang besar – agen - toko/kios buah – konsumen dan kedua: petani – pengumpul – pedagang besar – agen – suplayer – supermarket – konsumen sedangkan grade C melalui satu saluran, yaitu saluran ketiga: petani – pengumpul – pedagang besar – pedagang pasar tradisional – konsumen. Marjin pemasaran saluran pertama Rp.10.920,-/kg, berasal dari pedagang besar (48,1%), toko/kios (35,4%), agen (14,2%) dan pengumpul (2,3%). Marjin pemasaran saluran kedua Rp.15.000,-/kg, berasal dari pedagang besar (34,9%), suplayer (26,6%), supermarket (26,6%), agen (10,2%) dan pengumpul (1,7%). Keuntungan pedagang besar lebih tinggi dibandingkan agen, yaitu masing-masing Rp.3.350,-/kg dan Rp.1.460,-/kg. Permasalahan pemasaran mangga Gedong Gincu yaitu posisi petani seringkali lemah dalam penentuan harga jual, jumlah serta mutu produk yang dihasilkan tidak selalu sesuai permintaan pasar, petani bermodal lemah sering terperangkap ke pelepas uang (money lender) dan ditemukan pungutan-pungutan liar dalam kegiatan transportasi pengiriman mangga ke agen di pasar-pasar induk. Dalam hal ini, perlu peningkatan aksesibilitas petani terhadap informasi pasar termasuk permintaan, variasi harga musiman dan trend harga dengan demikian mereka dapat menyesuaikan rencana penjualan mangga untuk mencapai penjualan efisien dan menguntungkan.
Kata kunci: mangga, analisis pemasaran, Jawa Barat
Penulis: Ade Supriatna
Kode Jurnal: jppertaniandd100092

Artikel Terkait :