Tidak Ada Pekerjaan untuk Laki-Laki di Purbalingga (Menguak Sisi Gelap Pembangunan Masyarakat di Kabupaten Purbalingga)
Abstrak: Hingga tahun 2010,
Kabupaten Purbalingga berhasil menekan angka penganggurannya men-jadi hanya 3%.
Namun demikian, masih ada sisi gelap di balik keberhasilan pembangunan di sana,
yaitu fakta bahwa telah terjadi ketimpangan keterserapan tenaga kerja laki-laki
dan perempuan di sana.
Dengan menggunakan metode
kualitatif, penelitian berupaya
mengetahui apa faktor penyebab keterbatasan
kesempatan kerja bagi
kaum laki-laki di
Kabupaten Purbalingga, bagaimana kondisi
dan kebijakan ketenagakerjaan di
sana, dan bagaimana
dampak sosial ekonomi kondisi
tersebut bagi laki-laki
Purbalingga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyebab utama
ketidaksetaraan kesempatan kerja yang terjadi di Kabupaten Purbalingga adalah stereotip
gender yang melekat pada diri laki-laki yang dipandang tidak cocok dengan jenis
peker-jaan yang banyak tersedia di sana. Saat ini angkatan kerja laki-laki yang
terserap di sektor pen-golahan rambut khususnya hanyalah 20% dari tenaga kerja
perempuan. Terkait dengan hal terse-but pemerintah kabupaten Purbalingga telah
berupaya membuka lapangan kerja yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
laki-laki. Bagi kaum laki-laki di Purbalingga sendiri, kondisi ini di satu sisi
menguntungkan secara ekonomi karena perempuan dapat membantu meringankan beban keluarga, namun
di sisi lain,
secara sosial mereka
masih berharap bahwa
laki-laki dapat tetap berperan sebagai pencari nafkah utama.
Kata Kunci: Laki-laki,
ketidaksetaraan kesempatan kerja, bias gender
Penulis: Mite Setiansah dan
Shinta Prastyanti
Kode Jurnal: jpkomunikasidd110027