KONSTRUKSI BUDAYA ATAS TREND KECANTIKAN PADA PENGGUNAAN LENSA KONTAK DI KALANGAN MAHASISWI DI YOGYAKARTA
Abstrak: Lensa kontak awalnya
diciptakan untuk menggantikan fungsi kacamata agar lebih praktis, namun seiring
perkembangan zaman lensa kontak dipakai untuk fashion dan penunjang penampilan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: 1. konstruksi budaya penggunaan
lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi. 2. faktor-faktor yang menyebabkan
menjamurnya penggunaan lensa kontak oleh mahasiswi. Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan
data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui sumber data dari
narasumber langsung yaitu mahasiswi dari UNY, UII, Amikom Yogyakarta, UPN
“Veteran” serta mahasiswi UGM yang menggunakan lensa kontak. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari – Maret 2012. Teknik pengambilan data menggunakan teknik
wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposivesampling
dan snowball sampling. Pengujian validitas menggunakan triangulasi pengumpulan
data dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis Miles dan
Hubberman, meliputi:reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lensa kontak sebagai
konstruksi budaya di kalangan mahasiswi di Yogyakarta telah mengkonstruksi
budaya masyarakat tentang kecantikan. Proses konstruksi budaya pada penggunaan
lensa kontak terjadi pada saat proses dimulainya mahasiswi mengenal lensa
kontak sejak masuk kuliah. Berikutnya mahasiswi mencari informasi dari melihat
teman yang sudah menggunakan lensa kontak atau iklan di TV, majalah, internet
maka kemudian mereka mulai mencoba memakai. Mahsiswi juga terlebih dahulu
mencari berbagai informasi terkait lensa kontak dari berbagai sumber. Kemudian
mereka mulai memakai dan merasa nyaman serta hal itu menambah kepercayaan diri
mereka. Mereka dan teman-teman mengakui lebih cantik saat memakai lensa kontak.
Pengakuan tersebut membuat pemakai ingin terus memakai lensa kontak, sehingga
menjadi budaya baru dalam berpenampilan. Sebagian mahasiwi tersebut juga mengungkapkan
bahwa kecantikan tidak dilihat dari segi fisik saja melainkan dari dalam dirinya
(inner beuty). Faktor-faktor yang menyebabkan pengunaan lensa kontak oleh mahasiswi
di Yogyakarta adalah kesehatan, adanya inovasi lensa kontak di sekitar
mahasiswi dengan harga terjangkau, konsep diri tentang cantik, pengaruh dari
budaya
Kata Kunci: konstruksi budaya,
lensa kontak, mahasiswi
Penulis: DINA PERMITASIWI
Kode Jurnal: jpsosiologidd130041