FENOMENA PENGGUNAAN SUSUK PADA PROFESI JOGED DALAM SENI TAYUB DI KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA JAWA TENGAH

Abstrak: Seni tayub merupakan bentuk kesenian yang dimilikioleh masyarakat Blora dan  masih  digemari  hingga  sekarang.  Tayub  sering  dipertunjukan  pada  acara-acara tertentu.  Dengan  masih  berkibarnya  seni  tayub  membuat  para  joged  berfikir bagaimana cara mereka mempertahankan eksistensinya di dalam seni tayub dan tidak sedikit  joged  yang  melakukan  tindakan  menyimpang  demi  mempertahankan eksistensinya.  Tujuan  dilakukannya  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  bentuk dari penggunaan susuk yang dilakukan oleh  joged, faktor apa saja yang mendorong mereka  menggunakan  susuk  dan  dampak  apa  saja  yang  mereka  rasakan  setelah mereka menggunakan susuk.  Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh  melalui wawancara dan sumber tertulis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,wawancara, dan dokumentasi. Teknik  sampling  yang  digunakan  adalah  purposive  sampling  dan  snawball.  Teknik validitas  data  menggunakan  teknik  triangulasi  sumber.  Teknik  analisis  data menggunakan  model  analisis  interaktif  yang  terdiri  dari  pengumpulan  data,  reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menjelaskan bahwa adanya  joged  yang  melakukan  tindakan  menyimpang  yaitu  salah  satunya menggunakan  susuk  berupa  susuk  pengasihan.  Ada  beberapa  pokok  temuan  dari penelitian yang dilakukan, antara lain pokok yang pertama 1) terdapatnya joged  yang masih  percaya  dengan  hal  gaib  yaitu  berusaha  memasang  susuk  pengasihan  demi mempertahankan  eksistensinya.  2)  latar  belakang  ekonomi  joged  yang  kurang. Kedua,  faktor  joged  menggunakan  susuk  adalah  1)  faktor  ekonomi  2)  faktor persaingan diantara  joged  3) faktor mempertahankan eksistensi 4) faktor kurangnya rasa  percaya  diri.  Ketiga  adalah  dampak  adanya  penggunaan  susuk  tersebut  adalah dari segi internal yaitu 1)  joged  lebih merasa percaya diri 2) banyaknya permintaan tanggapan  tayub  dari  masyarakat  3)  lebih  merasa  aman  dari  hal  gaib,  dari  segi ekternal yaitu 1) adanya pandangan negatif dari masyarakat 2) cap/label negatif yang diberikan  oleh  masyarakat  3)  adanya  konflik  akibat  penggunaan  susuk,  konflik tersebut  terjadi  pada  sesama  joged, konflik  joged  dengan  masyarakat  dan  konflik joged dengan anggota keluarga.
Kata Kunci: Tari tayub, joged, susuk, labeling
Penulis: DISTIYA PRAMESTI WULANDARI
Kode Jurnal: jpsosiologidd130091

Artikel Terkait :