Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian

Abstrak: Alih  fungsi  lahan  pertanian  menjadi  kian  marak.  Tiap  tahun,  sekitar  158.000  hektar  pertanian  berubah  fungsi  menjadi  kawasan  perumahan,  pabrik-pabrik,  dan  jalan  tol.  Disisi lain  pertumbuhan  yanh  tinggi  meningkatkan  konsumsi  pangan  per  kapita.  Perlu  kebijakan komprehensif untuk menangani persoalan ini. “Tawangmangu tidak seperti dulu lagi. Sebuah kecamatan  yang  terletak    di  kawasan  Puncak,  Kabupaten    Karanganyar,  Jawa  Tengah,  telah berubah  secara  drastis.  Layaknya  sebuah  kawasan  pariwisata,  disepanjang  jalan  berjajar villa,  hotel,  restaurant,  dan  kios-kios.  Di  daerah  yang  terkenal  sebagai  sentra  penghasilan sayuran ini telah menjamur perumahan mewah dan pertokoan. Lima belas tahun lalu daerah ini  masih  memiliki  nuansa  alam  pedesaan.  Dimana  lahan  pertanian  terhampar  luas  dan menghasilkan  syuran  yang  kemudian  menjadi  sentra  produk  pertanian  kawasan  tersebut. Namun,  seiring  dengan  pesatnya  pembangunan  dikawasan  tersebut  menjadikan  lahan pertanian  produktif  kian  menyusut.  Akibatnya,  jumlah  produksi  sayuran  menurun  tiap tahunnya.  Data  Dinas  Pertanian  Kabupaten  Karanganyar  menunjukkan,  jumlah  produksi sayuran pada tahun 2007 mencapai 340.393 ton.  Tetapi pada 2008 produksi ini mengalami penurunan  menjadi268.327  ton.  Selain  itu  maraknya  pembangunan  vila  juga  telah mempengaruhi  pola  hidup  masyarakat,  terutamapada  petani  pemilik  lahan.  Apabila  dulu banyak  petani  memiliki  lahan  dan  mengolahnya  sendiri,  kini  tidak  sedikit  yang  menjual lahannnya  kepada  para  pengembang  dan  kemudian  memilih  menjadi  penunggu  vila.  Dinas Pertanian  Kabupaten  Karanganyar  mencatat,  penuyusutan  lahan  di  Karanganyar  mencapai 5% per tahun.
Penulis: Muh. Taufiq Yuhry
Kode Jurnal: jpsosiologidd110011

Artikel Terkait :