JENIS-JENIS RASIO PROFITABILITAS

Ada beberapa Jenis–jenis rasio profitabilitas. Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari:
  1. Net Profit Margin (NPM)
  2. Gross Profit Margin (GPM)
  3. Return On Assets (ROA)
  4. Return On Equity (ROE)
Namun dari ke empat rasio profitabilitas tersebut, analisis rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh rasio profitabilitas yang menunjukkan kaitannya dengan investasi. “ada dua rasio profitabilitas yang berkaitan dengan investasi yakni Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)”, Horne ( 2005).
Oleh karena itu penelitian ini membatasi hanya menggunakan rasio Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan penilaian profitabilitas atas total assets, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata total aktiva. Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola assets. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA) maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.
Secara matematis Return On Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut (Horne,2005):
 Return of Assets = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Asset) x 100%
 Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Return On Equity (ROE) yang tinggi akan dapat mendorong penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Hal ini akan mempengaruhi minat para investor untuk melakukan transaksi jual beli saham, sehingga akan meningkatkan volume penjualan saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat Return On Equity (ROE) akan memberikan pengaruh terhadap volume penjualan saham perusahaan.
Formula yang digunakan untuk menghitung Return On Equity ( ROE ) yakni sebagai berikut (Horne,2005).
Rata – rata Harga Saham Tahunan = (∑Harga saham transaksi satu tahun / ∑Hari transaksi satu tahun)

Artikel Terkait :