Studi Retrospektif: Reaksi Kusta Tipe 1
ABSTRAK: Reaksi kustatipe 1
terjadi akibat perubahan keseimbangan antara cell mediated immunity (CMI) dan
basil M. leprae di saraf dan kulit pasien kusta, dengan hasil akhir dapat
berupa upgrading/reversal ataupun downgrading. Pasien kusta tipe subpolar
memiliki imunitas yang tidak stabil sehingga sering mengalami reaksi tipe 1
yang berulangterutama tipe BB. Gejala klinis reaksi tipe 1 berupa peradangan
kulit maupun saraf, dan dapat menimbulkan kecacatan bila tidak ditangani secara
tepat. Tujuan: Mengevaluasi gambaran umum, diagnosis, pencetus dan terapi
reaksi kusta tipe 1. Metode: Studi retrospektif terhadaprekam medis kunjungan
baru pasien kusta selama 4 tahun (2010-2013) di Divisi Kusta Unit Rawat Jalan
RSUD Dr Soetomo Surabaya. Dilakukan pencatatan data dasar, anamnesis,
pemeriksaan, serta terapi reaksi tipe 1. Hasil: Seratus tujuh belas pasien baru
kusta dengan reaksi tipe 1 (19,7% seluruh pasien baru DivisiKusta),70,1%
berjenis kelamin laki-laki, dan 42,8% berusia antara 15–34 tahun, tipe kusta
terbanyak adalah tipe BB (70,9%). Gejala reaksi pada kulit berupa keluhan penebalan
bercak lama (52,1%), yang terutama terjadi saat masih dalam pemberian MDT
(71,8%). Terapi terbanyak yang diberikan adalah NSAID (37,6%) dan kortikosteroid
(38,5%). Simpulan: Diagnosis reaksi tipe 1 perlu ditegakkan dengan benar melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik guna menentukan penatalaksanaan yang tepat.
Penggalian riwayat tentang factor pemicu sangat penting untuk mencegah reaksi
tipe 1 berulang atau berkepanjangan.
Kata kunci: reaksi tipe 1,
CMI, reversal, downgrading
Penulis: MeitaArdini
Pratamasari, M.Yulianto Listiawan
Kode Jurnal: jpkedokterandd150720