Perbandingan Bupivakain Infiltrasi Subkutis dengan Kombinasi Bupivakain Intramuskular Rectus Abdominis dan Subkutis terhadap Mulai Pemberian dan Kebutuhan Analgetik Rescue Pascaoperasi Laparatomi Ginekologi
Abstract: Penanganan nyeri
pascaoperatif kurang baik akan membuat pasien trauma terhadap pembedahan dan
menimbulkan komplikasi lain. Penelitian ini bertujuan membandingkan pemberian
bupivakain secara kombinasi intramuskular (IMSK) dan subkutis dengan pemberian
subkutis saja (SK) terhadap mulai pemberian dan kebutuhan analgetik rescue
pascaoperasi laparatomi ginekologi. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr.
Hasan Sadikin Bandung bulan September–Desember 2014 terhadap 46 wanita (18–60
tahun) status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I–II yang
menjalani pembedahan laparatomi ginekologi secara uji acak terkontrol buta
ganda dalam anestesi umum. Pasien dibagi menjadi dua, yaitu 23 orang menerima
bupivakain kombinasi pada otot rectus abdominis dan subkutis dan 23 orang
menerima bupivakain infiltrasi subkutis saja. Penilaian skala nyeri menggunakan
nilai numeric rating scale dan dilakukan pencatatan pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5,
6, 8, 12, dan 24 pascaoperasi. Pemberian analgetik rescue dilakukan bila nilai
NRS ≥4. Data dianalisis dengan uji-t, chi-kuadrat, dan Mann-Whitney. Pada
penelitian ini ditemukan waktu mulai pemberian analgetik rescue pada kelompok
IMSK lebih lama (p<0,01) dan kebutuhan analgetik tambahan dalam 24 jam lebih
sedikit (p<0,01) dibanding dengan kelompok SK. Simpulan, pemberian
bupivakain secara kombinasi intramuskular dan subkutis lebih baik dibanding
dengan pemberian subkutis saja terhadap waktu mulai pemberian dan kebutuhan
analgetik rescue dalam 24 jam pascaoperasi laparatomi ginekologi.
Kata kunci: Bupivakain,
numeric rating scale, otot rectus abdominis
Penulis: Said Badrul Falah,
Ezra Oktaliansah, Ike Sri Redjeki
Kode Jurnal: jpkedokterandd160316