Perbandingan Angka Keberhasilan Blokade Saraf Iskiadikus Pendekatan Parasakral dengan Labat Menggunakan Stimulator Saraf pada Operasi Daerah Kruris dan Pedis
Abstract: Blokade saraf
iskiadikus digunakan pada operasi daerah kruris dan pedis. Blokade saraf
iskiadikus pendekatan Labat membutuhkan rangkaian penanda anatomis, sementara
parasakral menggunakan penanda anatomis sederhana. Penelitian bertujuan
membandingkan angka keberhasilan blokade saraf iskiadikus pendekatan parasakral
dengan Labat. Penelitian uji acak terkendali tersamar ganda dilakukan pada 32
pasien dewasa di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan Rumah Sakit Dr.
Slamet Garut selama Desember 2014–Januari 2015. Tempat penyuntikan kelompok
Labat pada 4 cm distal garis proyeksi tegak lurus terhadap pertengahan
trokanter mayor dan spina iliaka superior posterior. Tempat penyuntikan
kelompok parasakral pada 6 cm distal garis proyeksi antara spina iliaka superior
posterior dan tuberositas iskiadikus. Penyuntikan 30 mL bupivakain 0,4%
dilakukan bila terdapat respons motorik pada arus 0,3 mA. Perbandingan angka
keberhasilan diuji dengan Uji Eksak Fisher, bermakna jika p<0,05. Blokade
saraf iskiadikus kelompok parasakral berhasil pada 15 subjek, sedangkan Labat
berhasil pada 8 subjek dengan nilai p=0,015. Angka keberhasilan blokade saraf
iskiadikus pendekatan parasakral lebih tinggi dibanding dengan Labat
menggunakan stimulator saraf pada operasi daerah kruris dan pedis.
Kata kunci: Blokade saraf
iskiadikus, keberhasilan, penanda anatomis, pendekatan parasakral, pendekatan
Labat
Penulis: Rika Marlina, Dedi
Fitri Yadi, Tinni T. Maskoen
Kode Jurnal: jpkedokterandd150561