Model Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Aceh di Kabupaten Aceh Jaya Propinsi Aceh

Abstract: Plasma nutfah sapi Aceh perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan pendampingan teknologi agar peningkatan potensi dan pemanfaatan dapat dilakukan secara baik dan berkelanjutan. Pendampingan terhadap peternak diperlukan dalam upaya melindungi potensi genetik ternak lokal ini dan dalam upaya mensukseskan program pemerintah dalam mencapai swasembada daging melalui ternak lokal. Sapi Aceh mempunyai daya tahan terhadap lingkungan yang buruk seperti krisis pakan, air, pakan berserat tinggi, penyakit parasit, temperatur panas dan sistem pemeliharaan ekstensif tradisional. Berdasarkan data tahun 2011 dari 14.714 ekor sapi potong yang dipelihara, 13.939 ekor diantaranya merupakan sapi Aceh (94,73%) dan data tahun 2012, dari 17.355 ekor sapi potong, 16.587 ekor diantaranya merupakan sapi Aceh (95,57%).  Demikian juga dengan data populasi sapi potong tahun  2013 dari 13.084 ekor sapi potong, 11.776 ekor adalah sapi Aceh (90,00%) dan data tahun 2014 dari 15.370 ekor sapi potong, 14.497 ekor adalah sapi Aceh (94,32%). Hal ini menunjukkan bahwa populasi sapi Aceh mendominasi dari total populasi sapi potong yang ada di Kabupaten Aceh Jaya. Di kabupaten Aceh Jaya terutama di kecamatan Sampoiniet, Darul Hikmah dan Setia Bakti terdapat 1.349 Ha padang penggembalaan, luasnya padang penggembalaan ini merupakan potensi sumber pakan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi dan  pengembangan kawasan peternakan Sapi Aceh apabila di revitalisasi dan dimanfaatkan secara optimal.
Keywords: sapi Aceh; pendampingan; populasi; kawasan peternakan
Penulis: I. Mirza, W. Rahayu
Kode Jurnal: jppeternakandd170295

Artikel Terkait :