KEBIJAKAN PENGGUNAAN BATAS WILAYAH EPIDEMIOLOGI DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA (Studi Kasus di Puskesmas Kokap II Kabupaten Kulon Progo, DIY)

ABSTRAK: Di Indonesia masih terdapat 396 Kabupaten endemis dari 495 Kabupaten yang ada, dengan perkiraan sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang sampai saat ini belum dinyatakan eliminasi. Wilayah Puskesmas Kokap II yang berada di Kecamatan Kokap, merupakan penyumbang terbesar penderita positip malaria untuk wilayah Kabupaten Kulon Progodiantaranya karena potensi terjadinya KLB malaria, selama periode tahun 1997-2004, range jumlah penderita positip malaria di wilayah Puskesmas Kokap II berkisar antara 26% - 55% penderita positip malaria di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan informasi epidemiologi yang penting di wilayah Puskesmas Kokap II terkait dengan distribusi dan determinan penyakit malaria yang sangat berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penularan setempat.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi deskriptif untuk mendapatkan gambaran distribusi dan determinan penyakit  malaria, unit pengamatan adalah populasi dalam bentuk studi korelasi populasi dan rangkaian berkala. Untuk mengetahui pola penularan malaria digunakan data sekunder kasus malaria tahun 2009-2012, dianalisis pola kejadian malaria menurut orang, tempat dan waktu. Untuk mengetahui kluster penderita malaria dilakukan analisis klustering menggunakan data kasus malaria di wilayah Puskesmas Kokap II tahun 2012. Untuk mengetahui penyebaran penderita malaria di daerah lintas batas antara Puskesmas Kokap II Kabupaten Kulon Progo dan Puskesmas Kaligesing Kabupaten Purworejo digunakan data sekunder tahun 2010-2012.
Hasil: Di wilayah Puskesmas Kokap II setiap tahun selalu diketemukan kasus import, bahkan dalam tahun 2009 kasus import proporsinya adalah 82% dibandingkan dengan seluruh penderita positif malaria yang diketemukan. Kluster penderita malaria berada di bagian barat wilayah Puskesmas Kokap II, yaitu berbatasan langsung dengan Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Puskesmas Kokap II merupakan daerah vulnerebilitas tinggi, potensial untuk mendapatkan risiko penularan kasus import karena masuknya penderita malaria atau vektor yang infektif dari daerah penularan tinggi ke penularan rendah.
Kesimpulan: Fokus penularan penyakit malaria di wilayah Puskesmas Kokap II berada pada wilayah bagian barat berbatasan dengan wilayah administratif Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Puskesmas Kokap II adalah wilayah vulnerabilitas tinggi, perlu dibuat kebijakan penggunaan batas wilayah epidemiologi dalam program penanggulangan malaria di wilayah lintas batas.
Kata Kunci: Vulnerabilitas, Wilayah epidemiologis, Kasus Import, Kluster, Bukit Menoreh
Penulis: Sutjipto, Hari Kusnanto, Laksono Trisnantoro, Lutfan Lazuardi, Indwiani Astuti
Kode Jurnal: jpkedokterandd150546

Artikel Terkait :