Kadar Eosinophil dan Eosinophil Cationic Protein Meningkat pada Pasien DermatitisAkibat Makanan

Abstrak: Prevalensi alergi makanan di berbagai negara terus meningkat. Kulit merupakan organ target tersering kedua pada reaksi alergi makanan. Alergi makanan terjadi pada 35% pasiendermatitis atopik (DA). Diagnosis alergi makanan sulit ditegakkan karena gejalanya tidak spesifik. Sejumlah penelitian menunjukkan keterlibatan eosinofil dan eosinophil cationic protein (ECP) pada reaksi alergi makanan yang bermanifestasi di saluran gastrointestinal, dan belum ada penelitian serupa pada dermatitis akibat makanan. Tujuan: Mengevaluasi jumlah eosinofil dan kadar ECP serum pada dermatitis akibat makanan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang, observasional, deskriptif, dengan sampel pasien dermatitis akibat makanan yang datang ke Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sampel dikumpulkan secara konsekutif dalam waktu 3 bulan. Hasil: Kadar ECP serum semua pasien dermatitis akibat makanan meningkat di atas nilai normal, dengan rata-rata sebesar 108,5 µg/L, kadar terkecil 33,011 µg/Ldan kadar terbesar 284, 849 µg/L. Rata-rata eosinofil pasien dermatitis akibat makanan sedikit di atas nilai normal (0.413µg/L), dengan nilai terkecil 0,014µg/L dan terbesar 1,950µg/L. Pasien dengan DA merupakan 48,4% dari seluruh sampel penelitian. Kadar ECP serum rata-rata pasien DA lebih tinggi (121,703 µg/L) dari pasien non-DA (96,123 µg/L). Simpulan: Eosinofil dan ECP tampaknya berperan pada patogenesis dermatitis akibat makanan. Pemeriksaan ECP serum dapat bermanfaat untuk memonitor keparahan dermatitis akibatmakanan.
Kata kunci: dermatitis akibat makanan, eosinofil, eosinophil cationic protein serum
Penulis: Menul Ayu Umborowati, Sawitri, Marsoedi Hoetomo
Kode Jurnal: jpkedokterandd150714

Artikel Terkait :