HUBUNGAN RUTINITAS SENAM ASMA TERHADAP FAAL PARU PADA PENDERITA ASMA
ABSTRACT: Penyakit paru-paru
merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Data
WHO menunjukkan 300 juta orang di dunia terdiagnosa asma dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 400 juta orang di tahun 2025. Pada asma dijumpai adanya
spasme otot bronkiolus yang dapat menimbulkan sesak napas, kesulitan saat
ekspirasi, kapasitas paru menurun serta kondisi fisik melemah. Upaya pengobatan
asma telah dilaksanakan secara farmakologi dengan obat yang bersifat pengontrol
maupun pelega. Keberhasilan pengobatan asma harus ditunjang dari faktor fisik
berupa olahraga serta edukasi, salah satu upayanya adalah dengan senam asma,
diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernafasan. Pengukuran faal paru
digunakan untuk menilai obstruksi jalan napas, reversibilitas kelainan faal
paru dan variabilitas faal paru. Asma merupakan penyakit paru obstruktif yang
bersifat reversibel. Gejala klinis yang dominan adalah riwayat episode sesak,
terutama pada malam hari yang sering disertai batuk. Salah satu cara yang
dilakukan untuk mengurangi obstruksi ini adalah dengan olahraga fisik berupa
senam asma. Senam asma dianggap mampu mengurangi obstruksi dan meningkatkan
elastisitas dari bronkus dan otot-otot pernapasan. Dari penelitian sebelumnya,
ditemukan bahwa orang yang melakukan senam asma mampu mengurangi kekambuhan
serangan asma. Faal paru dapat lebih baik hasilnya apabila penderita rutin
melakukan senam asma.
Kata kunci: asma, faal paru,
pengobatan, senam asma, sesak napas
Penulis: Azmy Hanima Azhar,
Khairunissa Berawi
Kode Jurnal: jpkedokterandd150635