GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN, DAN DISFUNGSI OTAK PADA PRIA USIA 45 TAHUN
ABSTRACT: Gangguan kepribadian
adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang,
historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak
tergolongkan. Diagnosa didasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi,
impulsive. Pasien laki-laki Tn. H usia 45 tahun di rawat di Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Provinsi Lampung. Pasien dibawa oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien juga sering marah-marah
tanpa sebab, membanting alat-alat rumah tangga seperti piring dan gelas, tidak
mau makan, bicara sendiri dengan isi marah-marah dengan nada tinggi, mudah
tersinggung bila diajak bicara, sulit tidur, lari-lari keluar rumah, dan
berteriak-teriak memarahi tetangga tanpa sebab. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 83 x/menit, nafas 18 x/menit, dan
kondisi medis umum nyeri kepala dan epilepsi. Pada pemeriksaan psikiatri
didapatkan nyeri kepala dan epilepsi yang disusul gejala perubahan kepribadian
dan perilaku. Pada pasien ini didiagnosis yaitu Aksis 1: Gangguan kepribadian
dan perilaku akibat penyakit, kerusakan, dan disfungsi otak. Aksis II: tidak
ada diagnosis, Aksis III: epilepsi, Aksis IV: tidak ada, Aksis V: GAF 60-51
(HLPY) serta penatalaksaan pada pasien ini adalah medikamentosa (psikofarmaka)
dan non medikamentosa. Medikamentosa diberikan trihexyphenidile karena efek samping
obat yang lebih sedikit, pada non medikamentosa diberikan psikoterapi
psikofarmaka pada keluarga.
Kata kunci: epilepsi, gelisah
Penulis: Melisa Novita Sari, n
Sulyaman, Agung Sulistiono, Muhammad Ricky Ramadhian
Kode Jurnal: jpkedokterandd160344