EFEK EKSTRAK TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRIZA ROXB) TERHADAP METHICILIN RESISTEN STAPHYLOCOCCUS AUREUS (MRSA)
ABSTRACT: Methicilin
Resistance Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri Staphylococcus aureus
yang telah resisten dengan antibiotik golongan methicilin. Determinan
resistensi utama pada MRSA adalah gen mecA yang terdapat di dalam Staphylococcal
Cassette Chromosome mec (SCCmec). Wabah MRSA pertama kali terjadi di Eropa pada
era tahun 1960-an, kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai rumah sakit di
seluruh dunia sehingga MRSA sering disebut Healthcare associated MRSA
(HA-MRSA). Bakteri ini bersifat multiresisten. Rerata prevalensi di dunia
berkisar 20-40% dan prevalensi di Indonesia diperkirakan mencapai 46%. Pada
tahun 1998, di Amerika dilaporkan adanya penemuan baru galur MRSA yaitu
Community-Associated MRSA (CA-MRSA) yang bersifat nonmultiresisten tetapi lebih
virulen dibandingkan dengan HAMRSA. Saat ini hanya vankomisin dan sedikit
pilihan antimikroba yang digunakan untuk mengatasi MRSA dan tentunya tidak murah.
Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) berdasarkan berbagai penelitian
memiliki berbagai macam manfaat, salah satunya sebagai antimikroba. Hal ini
disebabkan karena kandungan curcuminoid dan minyak atsiri dalam temulawak dapat
menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri, sebagai contoh adalah
Staphylococcus aureus, Eschericia coli, dan juga jamur Aspergillus niger.
Kata kunci: Methicilin
Resistance Staphylococcus aureus (MRSA), Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb)
Penulis: Alexander Dicky K. N
Kode Jurnal: jpkedokterandd150701