Antibiotik Oral pada Pasien Akne Vulgaris: Penelitian Retrospektif

ABSTRAK: Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah penggunaan kombinasi antibiotik, oleh karena itu para klinisi harus melakukan pencegahan resistensi terhadap setiap terapi kombinasi antibiotik yang dipilih. Terapi antibiotik oral pada akne yang membutuhkan waktu lama menyebabkan resistensi Propionibacterium acne terhadap antibiotik meningkat dari 20% pada tahun 1979 menjadi 67% tahun 1996. Tujuan: Mengevaluasi penatalaksanaan antibiotik oral pada pasien baru akne vulgaris. Metode: Penelitian retrospektif pada pasien baru akne vulgaris (AV) yang mendapat pengobatan antibiotik oral yang datang ke Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo, Surabaya periode Januari 2010 hingga Desember 2012. Hasil: Didapatkan 481 pasien baru AV mendapat antibiotik oral dari 3519 pasien. Proporsi kelompok terbanyak 15-24 tahun.Wanita lebih banyak daripada laki-laki. Tingkat keparahan AV yang mendapat pengobatan antibiotik oral adalah papulopustular tingkat 2 (49,6%) dengan 98,8% menggunakan doksisiklin dan sebagai terapi kombinasi tabir surya (24,8%), pembersih wajah (23,6%), tretinoin (20,99%), klindamisin topikal (19,3%), serta benzoil peroksida (5,4%). Proporsi terbanyak durasi (lama)pemakaian antibiotic oral adalah 2 minggu (57,5%). Simpulan: Pemilihan terapi kombinasi sudah tepat, namun penggunaan antibiotik topical bersamaan dengan antibiotik oral harus dipertimbangkan.Pemilihan terapi kombinasi, durasi, dan edukasi pasien berperan penting untuk mencegah resistensi Propionibacterium acne terhadap antibiotik.
Kata kunci: akne vulgaris, resistensi antibiotik, terapi kombinasi, retrospektif
Penulis: Marina Rimadhani, Rahmadewi
Kode Jurnal: jpkedokterandd150713

Artikel Terkait :