VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MANGROVE STUDI KASUS DI SPTN I DAN SPTN II TAMAN NASIONAL SEMBILANG KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

ABSTRACT: Menurut Gonner, C dan Wibowo P (2002) dalam Nurhadi (2013) Taman Nasional Sembilang (TNS) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam (KPA) dengan luas kawasan ± 202.896,31 hektar. Kawasan TNS terletak di pesisir timur Provinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-II/2003 tanggal 19 Maret 2003. Kawasan tandus dan ekosistem mangrove (45%), rawa belakang (42%), rawa air tawar dan gambut (9%), sisanya merupakan dataran lumpur dan pantai berpasir. Valuasi ekonomi alam dan lingkungan merupakan suatu instrumen ekonomi yang menggunakan teknik valuasi untuk mengestimasi nilai moneter dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan valuasi ekonomi sumberdaya mangrove di TNS Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam (depth interview), diskusi dan kuisioner, selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, nilai total manfaat ekonomi di kawasan TNS terdiri dari manfaat langsung dengan nilai Rp2.081.830.889,00/tahun (93.98%), manfaat tidak langsung dengan nilai yaitu Rp7.425.000,00/tahun (0.33%), manfaat pilihan dengan nilai yaitu Rp11.837.381,00/tahun (0.53%), manfaat keberadaan dengan nilai yaitu Rp113.964.619,00/tahun (5.14%) dan kemudian didapatkan nilai total ekonomi mangrove pertahun yaitu Rp2.215.057.889,00/tahun.
KATA KUNCI: Ekosistem Mangrove, TNS, valuasi ekonomi.
Penulis: Angga Pratama, Fitri Agustriani, Nurhadi

Kode Jurnal: jpperikanandd170155

Artikel Terkait :