TOLERANSI KADAR GARAM JENIS KEPITING BAKAU DI TAMBAK

Abstract: Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar dalam dan luar negeri semakin meningkat menyebabkan penangkapan dialam semakin intensif. Penangkapan kepiting yang tidak terkendali akan menurunkan populasi sehingga produksi kepiting ikut menurun. Untuk mempertahankan populasi kepiting dialam, sementara ekspor tetap berjalan diperlukan usaha budidaya. Budidaya kepiting dipandang  Kemungkinkan karena lahan yang tersedia, bibit alam masih banyak dan usaha kearah produksi benih telah berhasil dilakukan. Budidaya kepiting bakau telah mulai dilakukan dengan berbagai cara seperti tebar langsung di tambak dan sistim batrey, namun masih dijumpai banyak kendala seperti kelangsungan hidup yang rendah serta tidak semua jenis kepiting memiliki toleransi parameter kualitas air yang sama. Karena itu dilakukan penelitian toleransi kadar garam pada tiga jenis kepiting bakau. Penelitian dilakukan selama 45 hari di Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros. Penelitian dilakukan pada dua petak tambak yang berbeda kadar garam. Penelitian dimaksudkan untuk melihat jenis kepiting yang toleran terhadap kadar garam d”10 ppt (A) dan e”40 ppt (B). Tiga jenis kepiting bakau yang dicobakan pada masing-masing perlakuan yaitu Scylla serrata , Scylla olivaceae dan Scylla transquabarica, dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Scylla tranquabarica tumbuh lebih cepat pada kadar garam d” 10 ppt disusul Scylla serrata dan Scylla olivaceae. Pada kadar garame” 40 ppt Scylla serratadan Scylla olivaceae tumbuh lebih cepat dibanding Scylla transquabarica. Perbedaan kadar garam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup jenis kepiting bakau.
Keywords: kepiting bakau, pertumbuhan, kelangsungan hidup, kadar garam, tambak
Penulis: Burhanuddin
Kode Jurnal: jpperikanandd130626

Artikel Terkait :