TINGKAT PENYERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT BERBASIS IMTA (INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE) DI TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT
Abstract: Pengembangan
budidaya laut berbasis IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) merupakan
suatu metode yang dirancang untuk mengatasi masalah lingkungan yang terkait
dengan penggunaan pakan pada kegiatan akuakultur. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat penyerapan nitrogen dan fosfor pada budidaya rumput
laut berbasis IMTA di Teluk Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah. Rumput laut jenis
Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma spinosum dibudidayakan dengan metode rawai
(long line). Pengamatan terhadap rumput laut dan kondisi perairan dilakukan
setiap 15 hari; mulai hari ke-0 sampai hari ke-45. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya perbedaan tingkat penyerapan nitrogen dan fosfor antara dua jenis
rumput laut yang dibudidayakan. Total penyerapan nitrogen rumput laut K.
alvarezii di lokasi IMTA mencapai 86,95 ton N/ha/tahun atau lebih tinggi 24,6%
dibandingkan dengan E. spinosum yang mencapai 69,78 ton N/ha/tahun. Sedangkan
untuk tingkat penyerapan fosfor, K. alvarezii mencapai 20,56 ton P/ha/tahun
atau lebih tinggi 136,7% dibandingkan dengan E. spinosum yang hanya mencapai
8,69 ton P/ha/tahun. Berdasarkan luasan kawasan potensial budidaya rumput laut
di Teluk Gerupuk, maka potensi penyerapan nitrogen dan fosfor untuk rumput laut
K. alvarezii di kawasan ini masing-masing mencapai 27.996,93 ton N/tahun dan
6.619,16 ton P/tahun. Sedangkan untuk E. spinosum potensi penyerapan nitrogen
dan fosfor masing-masing mencapai 22.470,02 ton N/tahun dan 2.796,82 ton
P/tahun. Penerapan budidaya rumput laut berbasis IMTA secara jelas memberikan
keuntungan ekonomi dan ekologi dengan adanya peningkatan biomassa dan perbaikan
kondisi lingkungan budidaya.
Keywords: IMTA; penyerapan
nitrogen dan fosfor; Kappaphycus alvarezii; Eucheuma spinosum; Teluk Gerupuk
Penulis: Erna Yuniarsih, Kukuh
Nirmala, I Nyoman Radiarta
Kode Jurnal: jpperikanandd140396