RAGAM GENOTIPE IKAN TENGADAK, Barbonymus schwanenfeldii (Bleeker 1854) PERSILANGAN POPULASI JAWA DAN KALIMANTAN BERDASARKAN RAPD

Abstract: Dalam rangka pengelolaan sumber genetik untuk pengembangan budidaya ikan tengadak maka perlu dilakukan evaluasi sumber genetik ikan tengadak asal Jawa dan Kalimantan, serta progeni hibridanya. Analisis genetik dilakukan secara molekuler dengan metode RAPD. Jumlah sampel yang digunakan untuk analisis RAPD sebanyak 10 ekor setiap populasi. Spesimen yang digunakan untuk analisis RAPD adalah sirip untuk induk dan whole body untuk hibrida. Hasil menunjukkan polimorfisme (32,43%) dan heterozigositas (0,13) tertinggi terdapat pada ikan tengadak hasil persilangan betina Jawa x jantan Kalimantan, sedangkan yang terendah diperoleh pada persilangan betina Kalimantan x jantan Jawa (polimorfisme: 21,62% dan heterozigositas: 0,10). Berdasarkan dendrogram hubungan kekerabatan interpopulasi ikan tengadak hasil persilangan (betina Kalimantan x jantan Jawa) dengan induknya (populasi Jawa dan Kalimantan) menggunakan tiga primer RAPD (OPA-08, OPA-09, dan OPC-02) menunjukkan jarak genetik berkisar 0,48. Ikan tengadak betina asal Jawa dan jantan asal Kalimantan potensial meningkatkan keragaman genetik.
Keywords: RAPD; heterozigositas; ikan tengadak; polimorfisme; RAPD; heterozygosity; tinfoil barb; polymorphism
Penulis: Deni Radona, Dinar Tri Soelistyowati, Rudhy Gustiano, Odang Carman, Irin Iriana Kusmini, Sri Sundari
Kode Jurnal: jpperikanandd160216

Artikel Terkait :