POTENSI EKSTRAK TANAMAN SEBAGAI MOULTING STIMULAN PADA INDUKAN UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab.)
Abstract: Permasalahan yang
sering dijumpai pada usaha perbenihan udang windu di hatcheri antara lain
kematangan gonad yang tidak seimbang antara induk jantan dan betina sehingga
proses reproduksi tidak dapat dilakukan dengan baik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan antara lain melalui induksi dengan 20-hydroksi ecdysteron (20
E) pada hemolim sehingga fase premoulting dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Ecdysteron selain dijumpai pada krustase baik di darat maupun yang hidup di
dalam air juga ditemukan pada beberapa tanaman antara lain tanaman gelang laut
(Sesuvium pertulacastrum) dan tanaman murbaei (Morus alba) yang dapat
dimanfaatkan sebagai sebagai moulting stimulan pada induk udang windu.
Ecdyateron dari tanaman tersebut dapat diisolasi melalui ekstraksi, serta
pemurnian menggunakan kolom kromatografi dengan pelarut organik yang berbeda
kepolarannya. Aplikasi pemanfaatan ekstrak tanaman sebagai moulting stimulan
dilakukan melalui penyuntikan ekstrak kasar tanaman pada induk udang dengan
konsentrasi 25, 50, 75, dan 100 mg/L masing-masing tiga kali ulangan untuk
menentukan dosis optimal memacu terjadinya moulting. Hasil analisis
memperlihatkan kandungan Ecdysteron pada murbei berkisar antara 114-1.096
ng/mL, sedangkan pada gelang laut berkisar 385-720 mg/L. Sedangkan dosis
aplikasi pada induk udang yang paling baik pada tanaman murbei yaitu pada
konsentrasi ECD 25 ng/mL, sedangkan pada tanaman gelang laut adalah pada 50
ng/mL.
Keywords: ekstrak tanaman,
moulting stimulan, induk udang windu
Penulis: Emma Suryati, Andi
Tenriulo
Kode Jurnal: jpperikanandd130525