PERFORMA KOMODITAS BUDIDAYA LAUT PADA SISTEM INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE (IMTA) DI TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT
Abstract: Budidaya laut
berbasis Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) merupakan opsi
pengembangan budidaya perikanan yang sejalan dengan konsep pelestarian
lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis performa komoditas
budidaya laut yang pada sistem integrated multi trophic aquaculture (IMTA).
Penelitian dilaksanakan di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada
bulan Juni-November 2015. Model IMTA yang dikembangkan adalah kombinasi antara
ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), ikan bawal bintang (Trachinotus
blochii, Lacepede), dan rumput laut (Kappaphycus alvarezii). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa selama 150 hari masa pemeliharaan ikan kerapu dan bawal
bintang menghasilkan pertumbuhan yang baik, dengan rata-rata bobot akhir ikan
kerapu sebesar 173,45 ± 36,61 g/ekor; dan ikan bawal bintang sebesar 161,27 ±
30,05 g/ekor. Pertumbuhan rumput laut selama tiga siklus menunjukkan bahwa
siklus pertama (Juni-Juli) dan siklus kedua (Agustus-September) menghasilkan
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan siklus ketiga
(Oktober–November). Laju pertumbuhan harian rumput laut di sekitar keramba
jarring apung (KJA) ikan sebesar 4,22%-6,09%/hari lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol (jarak 2-3 km dari KJA ikan) yaitu 3,90%-5,53%/hari. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan efektivitas sistem IMTA dalam hal peningkatan
produktivitas budidaya rumput laut. Model IMTA dapat diterapkan sebagai model
pengembangan budidaya laut yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan
produksi, sistem produksi bersih, dan berkelanjutan.
Keywords: performa
pertumbuhan; rumput laut; budidaya laut; IMTA; Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara
Barat; growth performance; seaweeds; mariculture; IMTA; Gerupuk Bay; West Nusa
Tenggara
Penulis: Nyoman Radiarta,
Erlania
Kode Jurnal: jpperikanandd160376