DAMPAK PEMBERLAKUAN BEA KELUAR TERHADAP KINERJA EKSPOR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA

ABSTRACT: Indonesia merupakan salah satu negara eksportir produk perikanan terbesar di dunia dengan komoditas unggulan udang, tuna, dan rumput laut. Namun, komoditas ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk primer berupa bahan mentah sehingga nilai ekspor masih rendah. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberlakuan bea keluar terhadap produk primer perikanan terhadap kinerja ekspor sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut. Kajian ini menggunakan data sekunder dengan mengambil Tabel I-O tahun 2008 yang kemudian disusun dalam bentuk computable general equilibrium (CGE) dengan menggunakan model Orani-G. Komoditas yang dianalisis adalah ikan TTC, ikan tangkap lainnya, patin, kerapu, rumput laut, budidaya lainnya, udang, ikan kering dan ikan olahan. Kajian ini menggunakan simulasi dengan tiga skenario pemberlakuan bea keluar, yaitu 7,5% (sim-1), 15% (sim-2), dan 22,5% (sim-3). Hasil kajian menunjukkan bahwa skenario 3, yaitu pemberlakuan tarif bea keluar 22,5% memberikan dampak terbesar terhadap kinerja makroekonomi di antaranya  peningkatan GDP 0,01% dan konsumsi rumah tangga sebesar 0,046%. Dampak terhadap kinerja sektoral: 1) output dan nilai tambah produk primer perikanan mengalami penurunan terbesar pada ikan TTC sebesar 0,68%, sedangkan output dan nilai tambah produk olahan perikanan mengalami peningkatan terbesar pada ikan olahan sebesar 0,72%; 2)  ekspor produk primer perikanan mengalami penurunan terbesar pada udang sebesar 35,81%, sedangkan ekspor produk olahan perikanan mengalami peningkatan terbesar pada ikan olahan sebesar 2,41%; 3) impor produk primer perikanan produk olahan perikanan mengalami penurunan terbesar pada udang sebesar 23,09%.
KEYWORDS: Bea Keluar; Nilai Tambah; Ekspor; CGE
Penulis: Estu Sri Luhur, Tajerin
Kode Jurnal: jpperikanandd160515

Artikel Terkait :