Status dan Perkembangan Perikanan Pukat Cincin di Banda Aceh

Abstract: Dalam periode tahun 1995-1998 terdapat dua cara atau metode penangkapan pukat cincin di perairan Banda Aceh. Cara pertama adalah mengejar gerombolan ikan pelagis besar pada siang hari dan cara kedua mengumpulkan kelompok ikan pelagis kecil menggunakan cahaya lampu pada malam hari. Tujuan penelitian pada tahun 2009 adalah untuk memperoleh informasi baru perkembangan perikanan pukat cincin, penambahan cara penangkapan, komposisi hasil tangkapan, indeks kelimpahan, dan puncak hasil tangkapan ikan pelagis yang dominan. Data yang dikumpulkan terdiri atas jumlah kapal, ukuran kapal, ukuran jaring, hasil tangkapan per jenis ikan dan per kapal; jumlah hari operasi tahun 2008 dan 2009, yang diperoleh dari Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo. Data dikelompokkan lalu ditabulasi dibuat grafik serta dianalisis. Hasil menunjukkan, bahwa perikanan pukat cincin mengalami perkembangan baik dalam jumlah dan bobot kapal maupun ukuran jaring. Dalam periode ini cara penangkapan bertambah dengan cara ketiga yaitu menangkap dua kelompok ikan pelagis yang berkumpul di bawah benda-benda terapung (kayu-kayuan dan sampah). Berdasarkan atas menurunnya hasil tangkapan dan catch per unit of effort pukat cincin menggunakan cara dua diduga sumber daya ikan pelagis kecil di perairan ini sudah menipis. Catch per unit of effort ikan pelagis besar yang tertangkap dengan cara satu dan cara tiga juga tidak meningkat, sehingga untuk ketiga cara tersebut diperlukan pengendalian upaya.
Keywords: pukat cincin; ikan pelagis besar; ikan pelagis kecil; Banda Aceh
Penulis: Tuti Hariati
Kode Jurnal: jpperikanandd110278

Artikel Terkait :