LAJU DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN PRODUKSI INVERTEBRATA AIR DI SUAKA PERIKANAN TELUK RASAU, SUMATERA SELATAN

ABSTRACT: Pembukaan lahan di lahan banjiran untuk berbagai kepentingan, mempengaruhi morfologi, siklus hidrologi, dan karakteristik fisika kimia air seperti input dan dekomposisi bahan organik yang akhirnya akan mempengaruhi struktur organisme invertebrata air dan produksi ikan di rawa banjiran. Penelitian ini bersifat percobaan lapangan yang bertujuan untuk mengetahui laju dekomposisi bahan organik dan produksi invertebrata air dilakukan di tiga stasiun di Teluk Rasau, Sumatera Selatan pada bulan September sampai Nopember 2009. Laju dekomposisi bahan organik dan produksi invertebrata air dilakukan dengan metode jaring kantong (litter bag) berukuran 20x10 cm dengan ukuran mata jarring 2 mm. Daun dari tumbuhan yang dominan yaitu pohon serpang (Caesalpina sappan) yang hampir gugur dikumpulkan dan ditimbang bobot keringnya, dan 5 g dari daun tersebut dimasukan ke dalam jaring kantong. Pada masing-masing (stasiun) percobaan diletakan 40 kantong jaring dengan posisi 20 kantong diletakan pada kedalaman air 0 m (perbatasan air dan darat) dan 20 kantong pada kedalaman 75 cm. Kantong diikatkan tiang kayu dan ditenggelamkan dengan menggunakan pemberat. Pengukuran jumlah bahan organik yang terdekomposisi dan produksi makrozoobenthos dilakukan pada minggu ke-2, 4, 6, 8, dan 10, dengan cara mengangkat empat kantong plastik pada masing-masing kedalaman. Contoh air diambil pada kedalaman 1 m dari dasar perairan dengan menggunakan kemmerer water sampler. Sebagian contoh dianalisis di lapangan (kedalaman air, kecerahan, suhu, pH, dan oksigen terlarut) dan sebagian lagi akan dianalisis di laboratorium (dissolved organic carbon, nitrogen total, dan fosfor total. Persentase serasah daun serpang yang terdekomposisi selama 10 minggu pada kisaran 40-55%. Koefisien laju dekomposisi serasah daun serpang pada muara Teluk Rasau yang berhubungan dengan Sungai Lempuing pada kedalaman 0 cm (k=0,1586) lebih rendah dari stasiun lainnya baik pada kedalaman 0 cm ataupun 75 cm (k=0,2076-0,2566). Produksi makrozobenthos di muara Teluk Rasau yang berhubungan dengan Sungai Lempuing baik pada kedalaman 0 cm ataupun 75 cm (9,25; 117,25 mg bobot kering/m2) secara nyata lebih rendah dari stasiun lainnya (17,75-22,08 mg bobot kering/m2; 260-807 mg bobot kering/m2). Kedalaman air, suhu, alkalinitas total, dan unsur hara sangat mempengaruhi laju dekomposisi serasah dan produksi makrozoobenthos.
KEYWORDS: laju dekomposisi; serasah; tumbuhan serpang; produksi invertebrata; rawa banjiran
Penulis: Husnah, Dessy Arisna
Kode Jurnal: jpperikanandd100330

Artikel Terkait :