KETIDAKSTABILAN BESARAN STOK IKAN DARI MODEL PRODUKSI SURPLUS

Abstract: Selama ini, kerangka pengelolaan sumber daya ikan berdasarkan pada titik acuan nilai potensi dan kriteria maksimum (maximum sustainable yield), mengabaikan laju pertumbuhan stok ikan dan tanpa memperhatikan dinamika perikanan yang terjadi. Dari kombinasi data yang tersedia diperoleh hasil besaran nilai stok ikan yang bersifat dinamis, akibat perubahan yang terjadi pada parameter–parameter model produksi surplus. Tingkat maximum sustainable yield menunjukkan CMSY darimetode Gompertz lebih tinggi dibandingkan dengan metode logistik, sebaliknya tingkat EMSY lebih rendah dibandingkan dengan metode logistik. Konsekuensi perbedaan tersebut menghasilkan tingkat BMSY dan tercapai puncak titik jenuh dari perikanan pukat cincin berbeda, untuk metode Gompertz (37% dari biomassa awal) terjadi pada kurun waktu tahun 1978 sampai dengan 1981, sedangkan untuk metode logistik (50% dari biomassa awal) terjadi pada kurun waktu tahun 1990 sampai dengan 1992. Kondisi trend biomassa menunjukkan penurunan biomassa berkisar 92 sampai dengan 96,5% dari biomassa awal untuk metode Gompertz, sedangkan untuk metode logistik berkisar 70 sampai dengan 93%. Tampak perkembangan perikanan pukat cincin catch effort mengikuti fungsi pertumbuhan logistik daripada fungsi pertumbuhan Gompertz. Bagaimanapun, penyusutan stok ikan pelagis didukung oleh trend hasil tangkapan yang menurun, sedangkan hari operasi cenderung meningkat.
Keywords: ketidakstabilan; stok ikan; produksi surplus
Penulis: Suherman Banon Atmaja
Kode Jurnal: jpperikanandd070183

Artikel Terkait :