KERAGAAN REPRODUKSI IKAN PATIN NASUTUS (Pangasius nasutus Bleeker, 1863) SEBAGAI KANDIDAT IKAN BUDIDAYA

Abstract: Patin nasutus merupakan salah satu spesies patin Indonesia yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas baru perikanan budidaya. Upaya pengembangan patin nasutus memerlukan informasi-informasi biologi-reproduksi berkaitan dengan kapasitas produksi massalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan reproduksi patin nasutus. Hasil pengamatan perkembangan gonad menunjukkan bahwa oosit intraovarian patin nasutus dapat dibagi dalam lima tahap, yakni tahap 1 (kromatin nukleolar dan perinukleolar) dengan diameter oosit kurang dari 0,125 mm, tahap 2 (vesikula kuning telur dan alveoli korteks) dengan diameter oosit 0,125-0,500 mm, tahap 3 (granula kuning telur) dengan diameter oosit 0,700-1,850 mm, tahap 4 (migrasi nukleus dan hidrasi) dengan diameter oosit 1,250-1,900 mm dan tahap 5 (atresis) dengan diameter oosit 0,300-1,700 mm. Perkembangan oosit patin nasutus bersifat sinkronis grup, ditandai dengan adanya dominasi dua kelompok oosit intraovarian pada ikan dengan tingkat kematangan yang tertua, yakni kelompok oosit tertua (oosit tahap 3) yang akan segera dikeluarkan pada saat pemijahan dan kelompok oosit stok yang belum berkuning telur dan berukuran kecil (oosit tahap 1) yang merupakan telur cadangan untuk proses pemijahan berikutnya. Oosit tahap 3 merupakan tahap perkembangan oosit tertua yang dapat terjadi secara sempurna dan responsif terhadap induksi stimulasi hormonal. Tipe perkembangan testis patin nasutus bersifat asinkronis, ditandai dengan keberadaan berbagai tahap perkembangan sel-sel gamet jantan. Fekunditas relatif patin nasutus berkisar 26-67 butir telur per gram bobot induk, lebih tinggi daripada patin jambal, tetapi lebih rendah daripada patin siam. Derajat penetasan patin nasutus berkisar 44,16-79,05% dengan lama inkubasi 22-25 jam pada suhu inkubasi 29-30oC. Ukuran panjang total larva yang baru menetas berkisar 4,700-5,200 mm.
Keywords: reproduksi; oosit; fekunditas relatif; Pangasius nasutus
Penulis: Evi Tahapari, Bambang Iswanto, Sularto
Kode Jurnal: jpperikanandd110249

Artikel Terkait :