Hidrolisis Media Sisa Budidaya Jamur Kuping Menggunakan Tiga Jenis Enzim Selulase

Abstract: Jamur kuping (Auricularia polytricha) termasuk dalam kelas Basidiomycetes yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Setelah 6-8 bulan masa pembudidayaan media budidaya jamur kuping harus diperbaharui. Sejauh ini media sisa budidaya jamur kuping belum dimanfaatkan dengan baik, bahkan limbah tersebut hanya dibuang begitu saja sebagai limbah. Hal ini sangat berbahaya karena sisa miselia yang terdapat di dalam media sisa dapat mendegradasi lebih lanjut media dan mengakibatkan pencemaran lingkungan yaitu terlepasnya gas metana ke udara. Oleh karena itu pemanfaatan sisa media budidaya kuping perlu dilakukan antara lain untuk memproduksi gula pereduksi dengan menggunakan berbagai jenis enzim selulase. Penelitian ini menggunakan media sisa budidaya jamur kuping yang berasal dari 3 jenis kayu, yaitu sengon (Falcataria moluccana), jati (Tectona grandis), dan meranti (Shorea sp.), yang dihidrolisis menggunakan 3 jenis enzim selulase yaitu Driselase, Cellulase “Onozuka” R-10, dan Meicelase. Setelah hidrolisis, kemudian diukur laju hidrolisisnya dan dianalisis kadar gula pereduksinya. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan aras 3 x 3 serta ulangan sebanyak 3 untuk setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sisa budidaya jamur kuping memiliki potensi sebagai bahan baku gula pereduksi yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi bio-etanol atau bahan kimia lainnya. Laju hidrolisis berkisar antara 1,43-21,29%, dengan kombinasi tertinggi yaitu media sisa budidaya yang terbuat dari serbuk kayu meranti dengan menggunakan enzim Meicelase. Kadar dan rendemen gula pereduksi tertinggi juga dihasilkan dari kombinasi perlakuan yang sama, yaitu berturut-turut sebesar 127,7 mg/g dan 12,8% dengan kisaran hasil antara 56,01-127,7 mg/g atau rendemen 5,6-12,8%.
Keywords: cellulase; ear mushroom; hydrolysis; media residue; reducing sugar
Penulis: Denny Irawati
Kode Jurnal: jpkehutanandd170130

Artikel Terkait :