Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 KV Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus : Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematang Siantar)

Abstract: Penggunaan Distributed Generation pada jaringan distribusi dapat mengganggu koordinasi fuse dan recloser dikarenakan arus gangguan tidak hanya disuplai oleh gardu induk tetapi juga disuplai oleh Distributed Generation. Penelitian sebelumnya telah dilakukan terhadap keandalan koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi yang terhubung dengan Distributed Generation dimana penelitian tersebut menjelaskan bahwa terjadi perubahan kinerja dari koordinasi kedua perangkat tersebut sehingga keandalan sistem pengaman dalam mengamankan jaringan distribusi menjadi sangat buruk. Pada penelitian ini, penulis melakukan studi koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6 GI Pematangsiantar yang terhubung dengan PLTM Silau 2 dan PLTmH Tonduhan untuk memperoleh sistem proteksi yang benar menggunakan program komputer dan prosedur – prosedur tertentu.  Dari hasil studi diperoleh bahwa terjadi perubahan setelan recloser – recloser eksisting dan rating fuse yang berkoordinasi dengan recloser. Semua recloser – recloser eksisting (recloser 1, recloser 2, dan recloser 3) dan recloser yang akan ditambah pada jaringan (recloser 4) menggunakan Kurva TCC1  Kyle 102 dan Kurva TCC2 IEC INV. Setelan arus fasa dan tanah recloser 1 dan 2 adalah 15 A dan 7 A, recloser 3 adalah 76 A dan 38 A, serta  recloser 4 adalah 134 A dan 67 A dimana kurva TCC2 recloser 1, 3 dan 4 dikali dengan faktor pengali sebesar 25 sedangkan recloser 2 dikali dengan faktor pengali sebesar 3. Rating fuse yang berkoordinasi recloser 1, 2, 3, dan 4 adalah sebesar 50T dan 80T; 40T; 40T, 65T dan 80T; 40T dan 65T.
Kata Kunci: distributed generation, koordinasi fuse dan recloser, arus gangguan
Penulis: Riko Pasaribu, Riswan Dinzi
Kode Jurnal: jptlisetrodd160533

Artikel Terkait :