STUDI EKSPERIMEN PEMILIHAN BIOMASSA UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET
ABSTRAK: Pengertian umum asap
cair merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran
tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan
senyawa- senyawa lain. Bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat asap cair
adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan
lain-lain. Pembuatan asap cair menggunakan metode pirolisis yaitu peruraian
dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen atau dengan jumlah oksigen yang
terbatas. Biasanya terdapat tiga produk dalam proses pirolisis yakni: gas,
pyrolisis oil, dan arang, yang mana proporsinya tergantung dari metode
pirolisis, karakteristik biomassa dan parameter reaksi. Metode yang dilakukan
diawali dengan melakukan rancang bangun unit pirolisator lengkap dengan
perangkat kondensor dengan pipa tembaga tipe spiral untuk memproduksi gas asap
cair dari bahan biomassa yang dipilih yaitu tempurung kelapa dan sampah
organik. Metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi penguraian
senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui
reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada
reaktor pirolisator dengan variasi temperatur 150oC, 250oC dan 300oC selama 8
jam pembakaran. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa
pipa tembaga melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu
asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan pipa atau koil melingkar
yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapat berasal dari air hujan
yang ditampung dalam bak penampungan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah biomassa tempurung kelapa menghasilkan jumlah senyawa fenol lebih besar
30-33%. Hal ini menunjukkan bahwa pada jenis biomassa ini lebih unggul dalam
fungsi sebagai antioksidan, karena kaya akan kandungan senyawa fenol, sehingga
lebih optimal dalam hal menghambat kerusakan pangan dengan cara mendonorkan
hidrogen. Sedangkan biomassa cangkang kopi pada temperatur 150oC lebih banyak
menghasilkan senyawa asam 93%. Kandungan asam efektif dalam mematikan dan
menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan dengan cara senyawa asam itu
menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme mati
peningkatan kapasitas hasil seiring dengan meningkatnya temperatur uap
biomassa.
Penulis: Sugeng Slamet, Taufiq
Hidayat
Kode Jurnal: jptmesindd150502