PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

Abstract: Pengecoran (Casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan. Cetakan yang lazim digunakan terbuat dari pasir yang mengandung atau telah dicampur dengan bahan pengikat.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji saluran masuk terhadap fluiditas, cacat cor dan kekerasan paduan alumunium yang menggunakan pasir cetak. Bahan baku penelitian ini adalah paduan alumunium yang berasal dari piston bekas (Al-Si). Menggunakan pasir malang dan sebagai pengikatnya adalah lumpur Porong Sidoarjo (Lapindo) sebanyak 15 %. Pada penelitian ini akan dikaji letak masuknya logam cair yaitu saluran langsung, saluran samping dan saluran bawah.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Spesimen saluran masuk akan dihitung kemampuan alir logam cor (fluiditas). Selain itu dilakukan pula pengujian kekerasan permukaan, dan foto mikro dan foto makro untuk melihat cacat yang terjadi secara lebih detail.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nilai rata-rata fluiditas paling tinggi terdapat pada spesimen coran yang menggunakan saluran samping yaitu 797.9 mm. Sedangkan pada spesimen coran yang menggunakan saluran bawah yaitu 653.7 mm, dan 688.1 mm untuk saluran langsung . Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen coran yang menggunakan saluran bawah dengan rata-rata nilai kekerasan 116.59 HV. Sedangkan untuk saluran samping 115 HV dan 106.93 HV untuk saluran langsung. Dari hasil analisa cacat cor secara kasat mata menunjukkan bahwa spesimen coran yang menggunakan saluran samping memiliki cacat cor yang paling sedikit dan paling kecil bila dibandingkan dengan spesimen saluran lainnya. Adapun data yang diperoleh dari foto mikro dan foto makro menunjukkan bahwa spesimen cor yang menggunakan saluran samping memiliki ukuran cacat lubang jarum yang paling kecil dan berjumlah ± 9 buah dan cacat struktur butir terbuka berjumlah + 31, sedangkan pada saluran langsung dan bawah memiliki lubang jarum sebesar + 11 dan + 13 buah dan memiliki cacat struktur butir terbuka berjumlah ± 36 dan + 54 buah. Dari data diatas penggunaan saluran samping lebih dianjurkan untuk memperoleh hasil coran yang lebih baik dalam mengisi rongga cetak dengan hasil kekerasan yang cukup baik. Jika ingin mendapatkan kekerasan yang tinggi maka dapat menggunakan saluran bawah akan tetapi saluran ini kurang baik untuk ukuran fluiditasnya.
Kata Kunci: Pengecoran pasir, saluran masuk, fluiditas, foto mikro/makro dan kekerasan
Penulis: Fajar Febrianto Febrianto Kusuma Palagan
Kode Jurnal: jptmesindd150564

Artikel Terkait :