KEMAMPUAN KOMUNIKASI, KOLABORASI, METAKOGNISI, DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK SISWA KELAS X PADA PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK SMKN 1 KEDIRI
Abstrak: Inovasi pendidikan
berubah dapat ditandai dengan perubahan kurikulum sebagai wadah pemenuhan
kebutuhan industri. Inovasi pendidikan adalah kurikulum 2013 dengan menggunakan
pendekatan saintifik meliputi 5 M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan
Membentuk Jejaring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan metakognisi siswa serta
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Mekanik siswa
kelas X SMKN 1 Kediri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Kediri pada siswa kelas X
dengan jumlah 32 siswa. Penelitian ini menerapkan sebelum dan sesudah siswa
dikenai pendekatan saintifik yang berdampak pada peningkatan siswa pada
kemampuan komunikasi, kolaborasi, metakognisi, dan hasil belajar siswa. Pada
pengambilan data dilaksanakan di kelas X semester ganjil mata pelajaran
teknologi mekanik dengan materi pembelajaran pengetahuan alat ukur (jangka
sorong). Hasil penelitian ini adalah guru SMKN 1 Kediri sudah menerapkan
pendekatan saintifik dengan baik hal ini terbukti guru menerapkan prisip, guru sebagai
fasilitator dan siswa sebagai patner belajar. Pada kemampuan komunikasi
mengalami peningkatan karena siswa dibiasakan aktif dalam mengungkapkan
pemikirannya ketika melakukan pekerjaan kelompok. Sedangkan kemampuan
kolaborasi mengalami penurunan karena mereka masih penyesuaian terhadap
lingkungan yang baru memasuki jenjang pendidikan SMK, sedangkan siswa SMKN 1
Kediri terdiri dari beberapa wilayah asal yaitu Kodya Kediri, Kabupaten Kediri,
Nganjuk, Tulungagung, dan Blitar. Hal ini menyebabkan memiliki kebiasaan
berbeda sehingga siswa masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan
dapat bekerjasama. Pada kemampuan metakognisi siswa mengalami peningkatan
karena ketika melakukan pembelajaran siswa diberikan masalah yang harus mereka
pecahkan, sehingga mereka terbiasa berfikir cara yang terbaik dalam
menyelesaikan masalah pada akhirnya siswa harus melakukan kegiatan metakognisi,
guru merupakan faktor utama peningkatan kemampuan siswa.
Penulis: APRILLIA PUTRI UTAMI,
Dewanto
Kode Jurnal: jptmesindd170065