STUDI TENTANG PERILAKU VANDALISME SERTA PENANGANANNYA PADA SISWA DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN SAMPANG
Abstrak: Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tindakan vandalisme yang ada di
sekolah, faktor yang mempengaruhi, pemicu terjadinya vandalisme, motivasi
melakukan vandalisme, persepsi setelah melakukan vandalisme dan penanganan
tindakan vandalisme yang dilakukan oleh konselor. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif, untuk menentukan sumber data dilakukan
secara purposive sampling. Subjek utama penelitian ini adalah remaja (siswa
SMP) yang melakukan tindakan vandalisme dengan subjek pendukung yaitu konselor
sekolah dan kepala sekolah. Jumlah subjek dalam penelitian ini 18 orang.
Penelitian dilaksanakan di kecamatan Sampang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Uji kredibilitas data, peneliti menggunakan trianggulasi teknik dan
trianggulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Miles dan Huberman.
Hasil dari penelitian ini yaitu; Perilaku vandalisme siswa yaitu aksi
corat-coret yang dilakukan dilakukan pada meja, kursi, dinding, jendela, pintu,
papan tulis, kantin dan kamar mandi. Bentuk coretan yang dituliskan adalah
identitas, kelompok, labeling dan coretan
tak beraturan serta gambar tokoh kartun. Pohon menjadi sasaran perilaku
vandalisme siswa, siswa melakukan pemetikan daun, bunga dan buah pada pohon,
selain memetik siswa juga memotog pohon. Selain itu siswa juga mengambil barang
milik siswa lainnya. Sedangkan tindakan perusakan banyak ditemui fasilitas
sekolah yang rusak kurang terawat. Faktor terjadinya vandalisme karena adanya
dorongan dari lingkungan sekitar menjadikan siswa ingin melakukan vandalisme
karena adanya penerimaan sosial dari lingkungannya. Pemicu terjadinya
vandalisme adalah eksistensi siswa yang ingin diakui oleh lingkungan
sekitarnya. Motivasis siswa melakukan vandalisme adalah keinginan untuk
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Persepsi siswa setelah melakukan
vandalisme adalah puas karena siswa dapat menunjukkan eksistensinya sehingga
aktualisasinya dapat terpenuhi.
Penanganan dan hambatan yang dilakukan menangani vandalisme siswa di
sekolah yaitu pemberian layanan informasi secara klasikal mejadi cara pertama
dalam pemberian pemahaman dan pencegahan kepada siswa agar tidak melakukan
tindakan vandalisme disekolah, namun ada juga yang memasukkan siswa kedalam
ekstrakulikuler sebagai bentuk pencegahasn sekolah dan pemberian skoring kepada
siswa yang ditemui melakukan vandalisme. Upaya pengentasan yang dilakukan yaitu
dengan melakukan konseling baik individu maupun kelompok dan jika diperlukan
akan ada pemanggilan orang tua. Upaya pemeliharaan yang dilakukan adalah
melakukan pemantauan dan memaksimalkan piket kelas. Adapun hambatan yang
ditemui menunjukkan hal yang sama yaitu kurangnya rasa memiliki siswa sehingga
siswa tidak ikut serta dalam menjaga kebersihan fasilitas umum.
Penulis: MUHAMMAD TSABIT
ROMADHONY
Kode Jurnal: jpbkdd170098